ALIH KODE DALAM KONTEKS PERCAKAPAN GURU DI MAN 3 MAKASSAR

Abstract

Penelitian ini memaparkan bentuk-bentuk alih kode yang terjadi dalam konteks percakapan guru-guru di MAN 3 Makassar, topik-topik apa saja yang mendorong terjadinya alih kode di antara mereka, dan seberapa sering seorang penutur beralih kode. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif, dengan data yang terdiri dari data primer berupa para responden, yakni guru-guru penutur bahasa Bugis di MAN 3 Makassar, dan data sekunder berupa rujukan yang berkaitan dengan topik penelitian. Data dikumpulkan melalui perekaman dan observasi.Populasi dalam penelitian ini adalah semua tuturan yang terjadi selama perekaman, yang menunjukkan gejala alih kode. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa pada situasi dan tuturan yang terjadi dalam percakapan antara guru-guru di MAN 3 Makassar ini, alih kode muncul dalam situasi informal.Pada umumnya, penutur menggunakan bahasa Indonesia dialek Makassar yang ditandai dengan kehadiran klitika ko, ki,mi,klitika kepunyaan ta, morfem yang berbentuk silabik di, serta penggunaan kata edede, kapang dan beng. Alih kode terjadi pada 10 topik yang muncul, yaitu topik mengenai golongan dan kepangkatan, perincian gaji, pengembalian buku latihan, bertanya, pemilihan umum, pembagian kalender, baju seragam, konsultasi jurusan, kemampuan bahasa Inggris, dan masakan. Tingkat frekuensi alih kode yang terjadi sangat tinggi karena didorong oleh situasi yang informal.