PERGOLAKAN IDEOLOGI DALAM NOVEL TERJEMAHAN YANG MAHA KECIL KARYA ARUNDHATI ROY: KAJIAN HEGEMONI GRAMSCI (Ideological Upheavel in Arundhati Roy’s Translated Novel Yang Maha Kecil: The Study of Gramsci’s Hegemony)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mendeskripsikan formasi ideologi dalam novel terjemahan Yang Maha Kecil karya Arundhati Roy,serta melihat hubungannya dengan ideologi pengarang dengan menggunakan kajian teori hegemoni yang digagas Antonio Gramsci. Tinjauan teori hegemoni Gramsci dalam penelitian ini melihat praktik hegemoni ideologi dalam Yang Maha Kecil melalui negosiasi ideologi yang dilakukan pengarang sebagai aparatur hegemoni. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif dan pemahaman arti secara mendalam. Penelitian ini menghasilkan temuan berupa teridentifikasinya sejumlah ideologi, yaitu ideologi (1) ultraortodoks (2) komunis, (3) anglofilia, (4) rasialisme, dan (5) patriarki. Adapun ideologi yang dinegosiasi ditunjukkan oleh ideologi komunisme dan ultraortodoks. Simpulan dari penelitian ini adalah adanya pertentangan dalam cara pandang pengarang tentang ideologi komunis dan ultraortodoks yang dinegosiasikan. Dalam hal ini, pengarang melihat bahwa ideologi komunis maupun ideologi ultraortodoks (agama) yang mengajarkan kesetaraan manusia secara sosial maupun di mata Tuhan, ternyata sama sekali tidak mengubah sistem pembedaan manusia.(This research aims to disclose and describe the formation of ideology in translated novel Yang Maha Kecil written by Arundhati Roy, as well as to recognize its relationship with the author’s ideology using Antonio Gramsci’s theory of hegemony. Gramsci’s hegemony theory is used in this research to observe the practice of ideological hegemony in Yang Maha Kecil through ideological negotiations practiced by the author as a hegemony apparatus. The method used is the qualitative one using the descriptive approach and extensive comprehension of meaning. This research produced findings in the form of identifying a number of ideologies, namely ideology (1) ultra-orthodox, (2) communism, (3) anglophilia, (4) racism, and (5) patriarchy. The negotiated ideology is demonstrated by communism and ultra-orthodox ideology. The conclusion of this research is that there is conflict in the author's perspective on communism and ultra-orthodox ideologies that are negotiated. In this case, the author sees that both communism and the ultra-orthodox (religion), which promote human equality both socially and religiously, apparently fail to change the system of human discrimination.)