KEHIDUPAN “IDEAL” DI RUANG SIBER DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR

Abstract

Penelitian ini mengkaji isu kehidupan ideal yang dialami oleh tokoh-tokoh di dalam novel Kerumunan Terakhir yang mengambil dua latar, yakni dunia digital dan dunia nyata. Isu ini didasarkan pada fenomena yang terjadi dalam novel, yaitu tokoh yang gemar menggunakan teknologi internet. Penggambaran karakter masyarakat yang sesungguhnya pemalu, tetapi “berani” di dunia digital dalam novel ini memunculkan pertanyaan, apa yang menyebabkan tindakan tokoh-tokoh di dalam novel begitu berbeda di kedua dunia dan bagaimana kehidupan yang ideal tersebut dikonstruksi oleh karakter-karakter di dalam novel. Pertama, menentukan proses simulasi, kemudian menentukan simulakra. Media menghadirkan ruang semu atau ruang peniruan yang mengakibatkan gambaran realitas menjadi ‘tidak nyata’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  teknologi menjadi tempat alternatif dalam menggeser dan mengubah tatanan kehidupan tokoh-tokoh di dalam novel Kerumunan Terakhir menjadi tempat simulasi sebagai citra pelarian diri; yakni kehidupan yang ideal dan tampilan kekuasaan serta pengklaiman kebenaran. Novel ini menunjukkan kritik terhadap fenomena dunia digital yang digambarkan seperti ‘musuh dalam selimut’. Artinya, dunia digital memberikan kenyamanan dan kebebasan, tapi kebebasan tersebut dipatahkan oleh aturan-aturan yang mengontrol kehidupan dunia digital itu sendiri.