Program Taḥfīẓ Al-Qur’ān dan Komersialisasi Pendidikan
Abstract
Abstract., As the trend of the memorizing The Holly Qur’an develops in Indonesian Muslim communities, now taḥfīẓ al-qur’ān has entered and become a flagship program in formal schools, especially private Islamic schools. The majority of them are the schools with fairly expensive fees. They use taḥfīẓ al-qur’ān program to attract market interest. So there is an indication that the schools are commercializing education if they use taḥfīẓ al-Qur’ān program only to get many students. In other hand quality education requires high costs. So that not always high cost schools can be categorized as commercialization only if the financing is used to facilitate the fluency of teaching-learning process, developing infrastructure and procurement of media that support the implementation of quality education. In the context of schools with taḥfīẓ al-qur’ān program, there are several benchmarks to determine wheter commercialization has occured or not. First, measured from quality of reciting Qur’an of students, the fluency, tajwīd and makhrāj al-ḥurūf. Second, measured from quality of memorizing Qur’an of students. Third, measured from memorized quantity that has been targeted. In order taḥfīẓ al-qur’ān to become quality program and not to commercialize, the steps that must be taken are to introduce Al-Qur’an, teach love to the Qur’an, teach adab in memorizing Qur’an and teach the values contained in the Qur’an. While what should be avoided is prioritizing memorization quantity by ignoring the quality of reciting Qur’an, tajwīd and makhrāj al-ḥurūf and prioritizing adding memorization by ignoring repetition. Both will cause taḥfīẓ al-qur’ān program to be contra-produtive and lack from Islamic education values and only burden the students.Keywords: taḥfīẓ program, taḥfīẓ al-qur’ān and Education commercializationAbstrak., Seiring berkembangnya tren menghafal Al-Qur’an di masyarakat Muslim Indonesia, kini program taḥfīẓ al-Qur’ān telah masuk dan menjadi program unggulan di sekolah-sekolah formal khususnya sekolah-sekolah Islam swasta. Sekolah-sekolah tersebut mayoritas adalah sekolah dengan biaya pendidikan yang cukup mahal. Mereka menggunakan program taḥfīẓ al-Qur’ān untuk menarik minat pasar. Sehingga ada indikasi sekolah-sekolah tersebut melakukan komersialisai pendidikan jika manfaatkan program taḥfīẓ al-Qur’ān hanya untuk mendapatkan banyak murid. Di sisi lain pendidikan berkualitas membutuhkan biaya yang tinggi. Sehingga tidak selalu sekolah dengan biaya yang tinggi bisa dikategorikan sebagai komersialisasi hanya jika pembiayaan tersebut digunakan untuk menfasilitasi kelancaran proses belajar-mengajar, pembangunan infrastuktur dan pengadaan media yang menunjang terselenggaranya pendidikan yang berkualitas. Dalam konteks sekolah dengan program taḥfīẓ Al-Qur’ān maka beberapa tolok ukur untuk mengetahui terjadi tidaknya komersialisasi. Pertama, dinilai dari kualitas bacaan Al-Qur’an para peserta didik, kelancaran, tajwid dan makhrojul hurufnya. Kedua, dinilai dari kualitas hafalan Al-Qur’an peserta didik. Ketiga, dinilai dari kuantitas hafalan yang ditargetkan. Agar program taḥfīẓ Al-Qur’ān berkualitas dan tidak terjadi komersialisai, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: mengenalkan Al-Qur’an, mengajarkan cinta Al-Qur’an, mengajarkan adab menghafal Al-Qur’an dan mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an. Sedangkan yang harus dihindari adalah lebih mengutamakan kuantitas hafalan dengan mengabaikan kualitas bacaan, tajwid dan makhorijul huruf dan mengutamakan menambah dengan mengabaikan mengulang hafalan. Karena hal-hal tersebut justru menyebabkan taḥfīẓ Al-Qur’ān menjadi kontra produktif, kering dari nilai-nilai pendidikan Islami serta hanya akan membebani anak didik.Kata kunci: program taḥfīẓ, taḥfīẓ al-qur’ān dan komersialisai pendidikan