Pandangan Masyarakat Terhadap Perkawinan Tongghâl Bhâllih di Desa Bandaran Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan

Abstract

Sebagian masyarakat Pamekasan melakukan perkawinan antara anak dari saudara laki-laki sekandung yang disebut dengan “Tongghâl Bhâllih”. Penelitian awal di desa Bandaran kecamatan Tlanakan kabupaten Pamekasan terdapat praktik pelarangan perkawinan Tongghâl Bhâllih, namun perkawinan ini masih dilaksanakan oleh sebagian masyarakat. Adapun masalah-masalah yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Pertama, Bagaimana Praktik Perkawinan Tongghâl Bhâllih di desa Bandaran kecamatan Tlanakan kabupaten Pamekasan. Kedua, Bagaimana Pandangan Masyarakat tentang Perkawinan Tongghâl Bhâllih di desa Bandaran kecamatan Tlanakan kabupaten Pamekasan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Hasil penelitian ini adalah Pertama, Praktik Perkawinan Tongghâl Bhâllih di desa Bandaran kecamatan Tlanakan kabupaten Pamekasan prosesinya harus dilaksanakan setelah jam 11:00 siang di rumah mempelai wanita sekaligus paman dari mempelai laki-laki. Kedua, Pandangan Masyarakat tentang Perkawinan Tongghâl Bhâllih di desa Bandaran kecamatan Tlanakan kabupaten Pamekasan ada yang menganggap tidak boleh, namun ada yang menilai boleh dilakukan selama sesuai ajaran Islam dan tanpa keraguan. (Some Pamekasan people carry out marriages between children of sibling brothers who are called "Tongghâl Bhâllih". Initial research in Bandaran village, Tlanakan sub-district, Pamekasan district, there is a practice of prohibiting Tongghâl Bhâllih marriage, but this marriage is still carried out by some people. The problems studied in this research are formulated as follows: First, how to practice Tongghâl Bhâllih marriage in Bandaran village, Tlanakan sub-district, Pamekasan district. Second, how the community views Tongghâl Bhâllih marriage in Bandaran village, Tlanakan sub-district, Pamekasan district. This research uses qualitative research methods with the type of phenomenological research. The results of this study are First, the Tongghâl Bhâllih Marriage Practice in Bandaran Village, Tlanakan District, Pamekasan Regency, the process must be carried out after 11:00 in the afternoon at the house of the bride as well as the uncle of the groom. Second, The Community's View of Tongghâl Bhâllih Marriage in Bandaran Village, Tlanakan District, Pamekasan Regency, some think it is not allowed, but there are those who think it is permissible as long as it is according to Islamic teachings and without doubt.)