PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN ENCENG GONDOK (Euchornia crassipes) TERFERMENTASI Aspergillus niger PADA PAKAN LENGKAP TERHADAP PERSENTASE KARKAS DAN KEEMPUKAN DAGING KELINCI LOKAL
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan enceng gondok terfermentasi aspergillus niger sebagai complete feed terhadap persentase karkas dan keempukan daging pada kelinci lokal lepas sapih. Penelitian ini menggunakan kelinci lokal lepas sapih dan complete feed. Penelitian menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 kelompok, P0 = complete feed tanpa enceng gondok, P1 = complete feed menggunakan enceng gondok terfermentasi 10%, P2 = complete feed menggunakan enceng gondok terfermentasi 20%, P3 = complete feed menggunakan enceng gondok terfermentasi 30% dan dilanjutkan dengan uji BNT. Variabel yang diamati adalah persentase karkas dan keempukan daging. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa tingkat penggunaan enceng gondok yang di fermentasi dalam pakan lengkap memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap persentase karkas dengan menghasilkan rataan, P0=48,82a, P1=49,93a, P2=50,43 a, P3=53,92b sedangkan terhadap keempukan nilai keempukan daging memberikan pengaruh nyata (P<0,05), dengan rataan masing-masing perlakuan P3 =5,40a, P2=5,83ab, P1=6,43b, P0=7,10 b. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, tingkat penggunaan enceng gondok terfermentasi paling baik yaitu 30% hal ini dapat mengoptimalkan persentase karkas hingga 53,92 % dan keempukan daging kelinci hingga termasuk kategori empuk yaitu 5,40. Disarankan menggunakan penambahan enceng gondok terfermentasi 30% untuk menghasilkan persentase karkas dan keempukan daging yang baik . Kata kunci : Kelinci, enceng gondok, Aspergillus niger, persentase karkas, keempukan daging.