MADRASAH; PENDIDIKAN INTEGRALISTIK TRANSFORMATIF DALAM MENINGKATKAN MOBILITAS SOSIAL MASYARAKAT

Abstract

Abstract The purpose of this study is to determine the function and role of Madrasas as transformative integralistic education in increasing social mobility. The type of research is qualitative research. The results showed that social mobility occurred vertically and horizontal. Vertical mobility occurs when a person experiences progress and improvement in his social level. For example: a factory worker who is actively working, because he is seen to be tenacious and diligent by his superiors and then appointed to be a section head. Whereas horizontal social mobility is when changes occur linearly. For example: a farmer who turns his job into a factory worker. (Nasution, 1995: 76). Basically every citizen in a community has the opportunity to raise their social class within the social structure of the community concerned. Including in a society that adopts a closed or rigid coating system. This is what is commonly referred to as social mobility. Social mobility can be interpreted as a movement of movement from one social class to another social class. Communities with open stratification systems have a high level of mobility compared to people with closed social stratification systems. In the modern world as it is today, many countries strive to increase social mobility in their societies, because they believe that this will make people do the type of work that is most suitable for themselves. If the level of mobility is high, even though individuals' social backgrounds are different, they can still feel they have the same right to achieve a higher social position. If the level of social mobility is low, then of course most people will be confined to the status of their ancestors. Keywords: Madrasah, Transformative Integralistic Education Abstrak Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui fungsi dan peranan Madrasah sebagai pendidikan integralistik transformatif dalam meningkatakn mobilitas sosial masyrakat. Adapun jenis penelitain ialah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mobilitas sosial ada yang terjadi secara vertikal dan ada yang horizontal. Mobilitas secara vertikal terjadi apabila seorang mengalamai kemajuan dan peningkatan dalam taraf sosialnya. Contohnya: seorang buruh pabrik yang giat bekerja, karena ia dipandang ulet dan rajin oleh atasannya lalu diangkat menjadi kepala bagian. Sedangkan mobilitas sosial horizontal adalah apabila perubahan yang terjadi secara linier. Contohnya: seorang petani yang berubah pekerjaanya menjadi buruh pabrik. (Nasution, 1995: 76). Pada dasarnya setiap warga dalam suatu masyarakat mempunyai kesempatan untuk menaikan kelas sosial mereka dalam struktur sosial masyarakat yang bersangkutan. Termasuk dalam masyarakat yang menganut sistem pelapisan yang tertutup atau kaku. Inilah yang biasa disebut dengan mobilitas sosial. Mobilitas sosial dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial yang lainnya. Masyarakat dengan sistem stratifikasi terbuka memilki tingkat mobilitas yang tinggi dibanding masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial yang tertutup. Dalam dunia modern seperti sekarang ini, banyak negara mengupayakan peningkatan mobilitas sosial dalam masyarakatnya, karena mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Apabila tingkat mobilitas tinggi, meskipun latar belakang sosial individu berbeda, maka mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Apabila tingkat mobilitas sosial rendah, maka tentu saja kebanyakan orang akan terkungkung dalam status para nenek moyang mereka. Kata Kunci: Madrasah, Pendidikan Integralistik Transformatif