Menuju Bimbingan Konseling Islami
Abstract
Kecemerlangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman modern memang membawa kemajuan yang luar biasa. Namun seiring dengan itu semakin terkotak-nya antara sains dan agama yang mengakibatkan ditinggalkannya nilai-nilai moral dan etika. Tulisan ini mencoba menggali bagaimana reposisi Bimbingan Konseling Islam dalam sebuah keilmuan. Pada dataran teori, psikologi konseling memiliki empat grand theories, yaitu psikoanalisis, behavioristik, humanistik dan transpersonal. Maka kiranya perlu Konseling Islam bergerak menjadi mazhab kelima dari disiplin psikologi dengan cara mengembalikan paradigma ilmuwan kepada orientasi dunia dan akhirat. Karena sejatinya Fitrah manusia diciptakan mempunyai naluri beragama yaitu agama tauhid. Dalam hal ini perlu ditekankan kajian keagamaan, baik hal itu berasal dari perspektif Indigenous Counseling yang cross cultural dan mengungkap variabel budaya lokal maupun Konseling Agama itu sendiri terhadap pembentukan karakter individu. Bisa dilihat dari konteks sejarah konseling agama yang dijumpai pada zaman klasik Islam dikenal dengan nama hisbah. Maka perlu melakukan pengembangan Bimbingan Konseling Islami yaitu Proses pemberian bantuan terhadap individu sesuai asas yang pelaksanaan, agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.