PUPUJIAN (SHALAWATAN) SEBELUM SHALAT BERJAMA’AH (Suatu Pendekatan Semiotik)

Abstract

Pupujian merupakan tradisi keagamaan Islam yang tumbuh kembang di tatar Sunda, bahkanNusantara. Pupujian merupakan “basa ugeran” yang berupa puja-puji, do’a, nasihat, tafsir Al-Qur’an,keterangan tentang hadits, riwayat Rasulullah, uraian tentang fikih atau bab agama lainnya, yangbiasanya dinyanyikan di mesjid-mesjid atau pesantren-pesantren pada saat menunggu salatberjama’ah, antara adzan dan qomat. Terdapat pro-kontra tentang pupujian ini, apakah termasukibadah yang ada dasarnya (Al-Qur’an dan Sunnah) atau tidak ada? Dengan demikian pada tulisan inipenulis mencoba mencari teks-teks rujukan baik dari Al-Qur’an, Sunnah, maupun teks kesusastraanArab yang menjadi latar atas teks-teks pupujian. Untuk mencari teks-teks rujukan tersebut, penulismenggunakan pendekatan semiotik, dalam hal ini teori semiotika intertekstual Julia Kristeva. Tujuantulisan ini bertujuan untuk mengetahui jenis pupujian sebelum shalat berjama’ah yang ada di wilayahdi Kec. Parungponteng Kab. Tasikmalaya dan Kec. Sukawening Kab. Garut; dan mengetahuihubungan antara teks-teks pupujian sebelum shalat berjama’ah dengan teks-teks dasar-dasar agamaIslam. Dari hasil analisis diketahui bahwa jenis pupujian yang ditemukan di wilayah di Kec.Parungponteng Kab. Tasikmalaya dan Kec. Sukawening Kab. Garut, adalah pupujian yangmenggunakan satu bahasa (Sunda atau Arab), dan campuran (Arab-Sunda). Adapun teks-teks yangmenjadi referensi teks-teks pupujian tersebut adalah teks Al-Qur’an, Hadits, fiqih, kesusastraan Arab,dan sejarah. Sedangkan hubungan antara teks-teks pupujian dengan teks-teks referensinyabertransposisi “mengubah”.