Evaluasi Kriteria Penetapan Lokasi Terminal Tipe A (Studi Kasus: Terminal Leuwipanjang, Bandung Dan Terminal Giwangan, Yogyakarta)

Abstract

In Indonesia there are some terminal type A that perceived lack benefits for users because the location is less representative. With quantitative analysis by AHP method the survey held on Bus Terminal at Giwangan and Leuwipanjang. The criteria to decide the location of terminal type A are passanger demand (0.39), density of traffic and road capacity (0.17), environmental sustainability (0.13), integration between modes (0.10), RUTR (0.09), topography (0.07), and security and safety (0.06). The criteria below passanger demand are number of routes, transportation nodes, travel deployment, travel destination and origin. The density of traffic and road capacity has 4 sub-criteria: low-side constraints, the degree of saturation lebih besar 0.7, on arterial roads min IIIA, and have access at least 100 m Sub criteria of environment sustainability: AMDAL documents, lower emissions, noise level lebih kecil 74 dB. Sub criteria of integration between modes are intermodal transfer facilities, 5 routes of public transportation, and b us shelter around bus terminal. Sub criteria for RUTR are located in capital of province, on the AKAP route network, located on the edge city, and the distance between terminal is 20 km. Sub criteria of topography are: easy access AKAP traffic and has at least 5 ha land area in Java. Sub criteria for safety and security are low fatality, safe from safety interruption, easy access for safety official.Keywords: Terminal, Determination of location, AHP  Di Indonesia terdapat beberapa terminal A yang kurang dirasakan manfaatnya bagi pengguna kendaraan angkutan umum yang salah satu penyebabnya dikarenakan lokasinya yang kurang representatif. Dengan mengevaluasi kriteria penetapan lokasi terminal type A dengan analisis kuantitatif menggunakan metode AHP, dari lokasi terminal Leuwipanjang dan Giwangan sebagai lokasi survey, tersusunlah konsep kriteria penempatan lokasi terminal tipe A dengan urutan prioritas demand terminal (0,39), kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan (0,17), kelestarian lingkungan (0,13), keterpaduan antar moda (0,10), RUTR (0,09), Kondisi topografi (0,07), dan keamanan dan keselamatan (0,06). Dari tiap kriteria utama terdapat subkriteria yaitu untuk demand terminal adalah jumlah trayek, simpul transportasi, penyebaran perjalanan, dan asal tujuan perjalanan. Kriteria kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan memiliki 4 sub kriteria yaitu hambatan samping yang rendah, derajat jenuh lebih besar 0,7, terdapat pada jalan arteri min IIIA, dan memiliki akses masuk minimal 100 m. Untuk kriteria kelestarian lingkungan memiliki urutan sub kriteria yaitu dokumen AMDAL, nilai emisi yang rendah, kebisingan lebih kecil74 dB. Urutan sub kriteria untuk keterpaduan antar moda yaitu adanya fasilitas transfer, 5 rute jalur angkot, dan terdapat halte angkot di terminal.Kriteria RUTR memiliki urutan sub kriteria yaitu terletak di ibukota propinsi, terletak pada jaringan trayek AKAP, terletak di pinggir kota, dan jarak antar terminal 20 km.Kriteria kondisi topografi memiliki 2 sub kriteria yaitu akses yang mudah untuk lalu lintas AKAP dan memiliki luas lahan minimal 5 Ha di Pulau Jawa. Untuk sub kriteria keamanan dan keselamatan yaitu fatalitas rendah, aman dari gangguan keselamatan, akses petugas mudah.Kata kunci: Terminal, Penetapan lokasi, AHP