Evaluasi dan Pengembangan Angkutan Penyeberangan di Dermaga Ngunut Kabupaten Tulungagung
Abstract
Abstrak Angkutan penyeberangan di Dermaga Ngunut Kabupaten Tulungagung sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya karena dapat membantu mobilitas mereka sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengembangkan angkutan penyeberangan di Dermaga Ngunut. Dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis SWOT, penelitian ini menunjukkan bahwa angkutan penyeberangan di Dermaga Ngunut berada pada posisi kuat (strong) dan menengah (medium). Angkutan penyeberangan di daerah tersebut memiliki peluang yang tinggi serta kekuatan yang cukup (medium) untuk ditumbuhkan dan dikembangkan walaupun memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya ialah Pemerintah Kabupaten Tulungagung memiliki keterbatasan wewenang dalam pembinaan dan pengelolaan angkutan penyeberangan. Dengan demikian, strategi yang dapat diterapkan adalah mengubah kelemahan menjadi kekuatan dengan cara memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk mengelola angkutan penyeberangan di daerahnya. Aspek sarana yang perlu diperhatikan ialah pembuatan perahu yang belum mengikutsertakan pendamping atau teknisi dari industri galangan kapal. Adapun, aspek prasarana yang perlu diperhatikan ialah pembangunan dermaga yang belum sepenuhnya mengikuti proses dan prosedur dari instansi yang berwenang. Kata kunci: Angkutan penyeberangan, sarana prasarana, kelaikan berlayar, SWOT, strategi AbstractEvaluation and Development of Ferry Services at Ngunut Dock, Tulungagung Regency: Communities around Ngunut Dock, Tulungagung Regency, require ferry services to help their daily mobility. This research was designed to evaluate and develop ferry services at this dock by qualitative descriptive analysis and SWOT analysis. The results showed that the ferry services observed were in the strong and medium cells and had a great or excellent opportunity and a decent strength (medium) to grow and develop mainly because the community needed these services. This research, however, identified a weakness, i.e., the government of Tulungagung Regency had little to no authority to build and manage the ferry services. For these reasons, the strategy adopted must factor in improvements that change the weakness into a strength by giving the local government greater authority in the management. Future facility and infrastructure development must consider the fact that the ferry boat was made without technical assistance from the ship or boat industry and that the dock construction did not entirely follow the processes and procedures recommended by relevant authorities. Keywords: Ferry services, infrastructure, seaworthiness, SWOT, strategy