Pengaruh Penggabungan Libur Lebaran Dan Sekolah Terhadap Jumlah Pemudik Lebaran Tahun 2014

Abstract

Kementerian Perhubungan sebagai koordinator penyelenggara pelaksanaan angkutan lebaran selalu melakukan antisipasi terhadap peningkatan jumlah penumpang yang hampir 50% jika dibandingkan dengan hari normal. Pendekatan yang dilakukan selama ini berupa travel supply management dengan menyediakan sarana dan prasarana di sektor transportasi. Namun pendekatan tersebut belum merupakan solusi yang tepat. Untuk itu perlu dilakukan pendekatan lain berupa travel demand management seperti penggabungan libur lebaran dan libur anak sekolah sehingga dengan adanya libur yang panjang memberikan peluang untuk mudik lebih awal H-7 dan balik setelah H+7. Untuk itu perlu kajian lebih lanjut terhadap dampak dengan adanya penggabungan libur sekolah dan libur lebaran tersebut. Analisis yang digunakan dalam kajian ini berupa analisis deskriptif kuantitatif dan analisis regresi linear. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan untuk melihat dampak penggabungan hari libur berdasarkan respon masyarakat dan pekerjaan masyarakat. Sedangkan analisis regresi dilakukan untuk mengetahui hubungan panjang libur dan jumlah pemudik. Dari hasil analisis diperoleh bahwa berdasarkan respon masyarakat, terjadi penurunan jumlah pemudik sebesar 22% adanya penggabungan libur lebaran dan libur sekolah. Berdasarkan pekerjaan, terdapat 18.5% masyarakat pemudik yang memiliki pekerjaan ibu rumah tangga dan pelajar atau berdampak pada pengurangan 4.359.176 pemudik. Sedangkan penurunan jumlah pemudik 19% atau 4.476.992 pemudik akan terjadi bila penggabungan libur apabila dilihat dari keterhubungan antara jumlah hari libur dan jumlah pemudik. Sehingga penurunan rata-rata apa dilakukan penggabungan hari libur adalah sebesar 19,8% atau 4.665.496 jumlah pemudik. Meskipun jumlah tersebut tidak begitu signifikan namun dampak lain seperti kecelakaan dapat dikurangi.