Pelabuhan Kuala Tanjung Sebagai Pelabuhan Hub Internasional Ditinjau dari Aspek Jaringan Pelayanan
Abstract
AbstrakPelabuhan Kuala Tanjung berpotensi menjadi hub logistik untuk kawasan Asia Pasifik. Dari posisi geografis, letaknya sangat strategis karena berhadapan langsung dengan Selat Malaka dan berpotensi sebagai pelabuhan penunjang bagi Pelabuhan Belawan.Tujuan penelitian ini adalah menyusuan rekomendasi pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan hub internasional ditinjau dari aspek jaringan pelayanan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis yang digunakan yaitu deskriptif, regresi berganda dan SWOT. Besarnya demand dan posisi yang strategis di alur pelayaran internasional serta didukung oleh kedalaman kolam pelabuhan 16-17 mLWS mampu disandari kapal-kapal dengan kapasitas lebih besar 50.000 DWT. Pelabuhan Kuala Tanjung dititikberatkan untuk dapat menarik demand dari rute-rute strategis yang dilalui oleh shipping line utama di Selat Malaka, seperti MAERSK, CMA, EVERGREEN, dan lain-lain. Menjadikan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai satu-satunya pelabuhan di Indonesia Bagian Barat untuk melakukan Ekspor Impor berdasarkan Port Centrality Index. Pembangunan konektivitas jaringan transportasi global antar pulau secara terintegrasi dengan mengembangkan jalur pelayaran dan operasional short sea shipping secara terjadwal serta revitalisasi pelabuhan pengumpul dan utama guna menjamin muatan di Kuala Tanjung.Kata kunci: Kuala Tanjung, Hub Internasional, Jaringan Pelayanan. AbstractKuala Tanjung Port as an International Hub Port Review from The Service Network Aspect: Kuala Tanjung Port has the potential to become a logistics hub for the Asia Pacific region. From the geographical position, the location is very strategic because it deals directly with the Malacca Strait and has potential as a supporting port for Belawan Harbor. The purpose of this research is to develop recommendation of Kuala Tanjung Port development as international hub port in terms of network service aspect. The research approach used is a combination of qualitative and quantitative research. The analytical method used is descriptive, multiple regression and SWOT. The magnitude of demand and strategic position in the international shipping lanes and supported by the depth of harbor pool 16-17 mLWS capable of in transit ships with a capacity of lebih besar 50,000 DWT. Kuala Tanjung Port is focused on being able to attract demand from strategic routes through major shipping line in the Malacca Strait, such as MAERSK, CMA, EVERGREEN, and others. Making Port of Kuala Tanjung as the only port in Western Indonesia to conduct Import Export by Port Centrality Index. Development of integrated inter-island transport network connectivity by developing shipping lanes and scheduled short sea shipping operations as well as revitalization of main and collecting ports to ensure cargo at Kuala Tanjung.Keywords: Kuala Tanjung, International Hub, Service Network.