Karakteristik dan Sensitivitas Kenaikan Tarif Penumpang KRL Commuter Line terhadap Penggunaan Moda Transportasi Jalan di Jabodetabek

Abstract

Kenaikan tarif moda kereta api dapat berpengaruh terhadap penggunaan moda transportasi jalan dan kemungkinan akan terjadi perpindahan penumpang. Maksud dari kajian ini adalah untuk melakukan kajian karakteristik dan sensitivitas kenaikan tarif penumpang kereta rel listrik commuter line (KRL-CL) terhadap moda transportasi jalan dengan tujuan melihat potensi perpindahan penumpang dari KRL-CL ke moda transportasi jalan dengan peningkatan tarif tertentu. Survai dilakukan di 5 stasiun diJabodetabek dengan jumlah responden sebanyak 281 dan dianalisa dengan menggunakan tabulasi silang. Hasil analisa membuktikan bahwa pengguna KRL-CL akan beralih ke moda transportasi jalan secara signifikan jika tarif dinaikkan dari Rp. 500,-sampai Rp. 4.000,-. Jika tarif KRL-CL dinaikkan Rp. 500,-maka pen um pang memilih sepeda motor dan mobil pribadi masing-masing sebesar 10,68% dan 0,71 %. Jika tarif dinaikkan Rp. 1.000, pangsa sepeda motor dan mobil pribadi diperkirakan sebesar 8,19% dan 1,42 % . Apabila tarif dinaikkan Rp. 1.500,- penumpang sepeda motor dan mobil pribadi sebesar 11,39% dan 1,78%. Peralihan ke moda transportasi jalan juga akan terjadi apabila tarif dinaikkan sebesar Rp. 2.000,- yaitu 15,30% pangsa sepeda motor dan 2,14 % pangsa mobil pribadi. Hal yang sama juga 17,79% pangsa sepeda motor dan 4,98 % pangsa mobil pribadi untuk kenaikan tarif sebesar Rp. 2.500. Semakin tinggi tarif yang dinaikkan, peralihan ke sepeda motor dan mobil pribadi juga akan semakin meningkat. Hal ini terlihat jika tarif dinaikkan Rp. 3.000,-; Rp. 3.500,- dan Rp. 4.000,- maka pangsa sepeda motor masing-masing 21 %, 20,28% dan 21,35% serta pangsa mobil pribadi 6,05 %; 8,54 % dan 9,25 %. Apabila tarif dinaikkan maka pen um pang menginginkan peningkatan pelayanan terutama masalah keamanan dan kenyamanan di dalam kereta.