Pengoperasian Lintas Penyeberangan Bitung (Sulawesi Utara) – Davao dan Santos City (Filipina) Dalam Mewujudkan Konektivitas Asean

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk melakukan analisis potensi demand, ketersediaan fasilitas dan kemungkinannya pengoperasian angkutan penyeberangan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, kesimpulan penelitian ini adalah komoditi ekspor Sulawesi Utara ke Philipina berjumlah 10.200.665,35 kg (10.200,67 ton) dan impor dari Philipina ke Sulawesi Utara berjumlah 771,687,62 kg (771,69 ton), kondisi ini menggambarkan bahwa komoditi ekspor dan impor yang diangkut masih relatif kecil jumlahnya, oleh karena itu trip kapal yang dibutuhkan atas dasar barang ekspor hanya 62 trip setahun dan 4 trip setahun untuk mengangkut barang impor. Apabila rencana pengoperasian kapal RORO lintas Bitung-Davao-Santos City dilaksanakan, maka akan terjadi ketimpangan trip yaitu sebanyak 48 trip pada saat kapal kembali dari Philipina ke Bitung kosong karena tidak ada barang yang perlu diangkut untuk itu akan memerlukan insentif atau subsidi yang cukup besar. Di sisi lain Dermaga Moveable Bridge (MB) belum memadai karena kapal yang beroperasi saat ini mengalami kesulitan sandar. Kesepakatan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina terkait dengan pengoperasian kapal RoRo terutama angkutan kargo perlu dipertimbangkan kembali. sedangkan fasilitas yang lain termasuk fasilitas keselamatan masih cukup baik.