Strategi Pengembangan Pelabuhan Berwawasan Lingkungan (Greenport) Studi Kasus: Pelabuhan Cigading-Indonesia

Abstract

Saat ini pelabuhan di seluruh dunia sedang menghadapi hambatan terkait dengan menurunnya kualitas lingkungan, namun pelabuhan juga dituntut untuk terus beroperasi menjalankan aktivitasnya untuk melayani jasa perdagangan dunia yang semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlanjutan proses maritime logistics khususnya jasa kepelabuhanan maka pelabuhan  harus mampu beradaptasi dengan perubahan dunia tersebut dengan mengacu pada konsep sustanability port development/greenport. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek-aspek penentu dalam pengembangan greenport di Indonesia terutama Pelabuhan Cigading dan juga menentukan prioritas strategi pengembangan greenport Pelabuhan Cigading sebagai sebuah studi kasus. Penelitian ini menggunakan analisis benchmarking untuk menentukan aspek-aspek penentu greenport dan analisis AHP-pairwaise coparation untuk menentukan prioritas pengembangan greenport Pelabuhan Cigading. Berdasarkan hasil analisis didapatkan aspek-aspek yang menentukan dalam pengembangan greenport yaitu faktor operasional, finansial dan lingkungan, dari masing-masing faktor tersebut ditemukan juga subfaktor dan indikator yang mempengaruhi pengembangan  greenport. Selanjutnya dari hasil benchmarking dan rencana pengembangan Pelabuhan Cigading dengan analisis pairwaise comparation didapatkan bahwa besaran prioritas untuk aspek operasional, finansial dan lingkungan memiliki prioritas yang sama besar untuk dijalankan untuk mencapai greenport. Selajutnya berdasarkan analisis didapatkan bahwa untuk aspek operasional yang perlu dilakukan adalah port development (4,3) dengan fokus pada pengembangan bisnis lainnya: integrated warehouse, terminal kontainer (0,361) dan port informatin system (0,361). Aspek finansial yaitu peningkatan kinerja finansial (internal) (0,76) dengan fokus peningkatan profitablitas (0,507), dan terakhir aspek lingkungan yaitu waste management (0,377) dengan fokus pada reception facilities dan utilisasinya (0,774).