Atman Menuju Brahman (Perspektif Teologi Hindu)

Abstract

Tulisan ini dilakukan berdasarkan ketertarikan penulis terhadap proses kehiduan yang penuh dengan misteri yang sulit dijelaskan melalui pengalaman indrawi. Kehidupan ini berjalan sedimikian rupa mengikuti alur yang telah ditentukan. Penentu kehidupan inilah yang disebut “karma” sebagai penentu kehidupan, kematian, kebahagiaan serta kesengsaraan manusia pada kehidupan selanjutnya yang disebut dengan “Punarbhawa” dan Karma Pula sebagai penentu kapan saatnya atma itu kembali kepada Brahman. Sehingga tidak ada lagi kesengsaraan maupun kebahagiaan yang terasa semua kembali menjadi Achintya. Mengendalikan manah dalam sapta angga, dengan cara melaksanakan Prayogasandhi dengan Samyagjnana sebagai penuntunnya serta melaksanakan Catur Yoga berdasarkan pada kebenaran dan ketulusan hati, sehingga seseorang akan mencapai kesadaran akan sang diri  dan hakekat Tuhan. Setelah tercapainya kesadaran tersebut pasti seseorang akan melaksanakan sesuatu berdasarkan pada kesadaran tersebut. Perbuatan yang baik tentu akan selalu terlaksana walaupun belum sempurna. Dengan selalu melaksanakan perbuatan baik, tanpa pamrih, tulus ikhlas dan selalu ada dalam kesadaran sejati maka seseorang akan dapat terhindar dari lapisan alam bawah yang penuh dengan kesedihan dan perlahan akan meniti ke atas untuk mencapai satya loka dan pada akhir Atman akan menyatu dengan Brahman.