Ajaran Kelepasan Dalam Lontar Tutur Kumara Tattwa
Abstract
Lontar Tutur Kumara Tatwa adalah salah satu lontar yang diwarisi oleh orang Bali saat ini. Tutur Kumara Tatwa memiliki ajaran yang bernilai tinggi, di Lontar Tutur Kumara Tatwa menjelaskan mengapa orang mengalami penderitaan dan bagaimana melepaskan penderitaan atau keterikatan untuk benar-benar mendapatkan kebebasan abadi atau moksa. Beberapa perpustakaan suci yang diwarisi termasuk Lontar Tutur Kumara Tatwa memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia terutama umat Hindu di Indonesia. Lontar Tutur Kumara Tatwa berisi ajaran filosofis mengapa manusia yang terlahir sebagai makhluk paling mulia benar-benar mengalami penderitaan yang luar biasa dan bagaimana melepaskan semua keterikatan. Dalam Tutur Kumara Tatwa (2003: 65) dijelaskan bahwa Bhatara Kumara bertindak sebagai gembala, ia hidup sendirian di sebuah rumah gembala bernama Argakuruksana, karena sudah lama berada di tempat gembala, ia merasa bosan. Dia berpikir bahwa apa yang dia lakukan dan alami hanyalah kemiskinan dalam kehidupan. Sebenarnya ia bukan gembala sapi, tetapi menggembalakan dasendriya (sepuluh nafsu). dalam Lontar Tutur Kumara Tatwa disebutkan ada delapan cara untuk bisa lepas dari kebapaan agar mencapai pembebasan, setiap manusia selalu merasa tertekan, karena di dalam dirinya masih ada keraguan, kebingungan yang membuat orang takut untuk mengambil tindakan. Untuk mengantisipasi pengaruh sifat astadewi, Lontar Tutur Kumara Tatwa menjelaskan bahwa ada delapan cara pembersihan batin untuk menghindari pengaruh kekotoran batin yang disebut asta lingga.