KENYAMANAN TERMAL KLIMATOLOGIS KOTA-KOTA BESAR DI PULAU SULAWESI BERDASARKAN TEMPERATURE HUMIDITY INDEX (THI)

Abstract

Meningkatnya urbanisasi dan berkurangnya ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan menyebabkan permasalahan pemanasan perkotaan, yaitu fenomena Urban Heat Island (UHI) yang akan berimplikasi kepada tingkat kenyamanan termal yang dapat dirasakan penduduk urban di luar ruangan. Penelitian ini mengkaji tingkat kenyamanan termal secara klimatologis serta kecenderungannya di kota-kota besar di Pulau Sulawesi dengan menggunakan indeks THI. Dua variabel iklim digunakan untuk menghitung indeks THI, yaitu suhu udara rata-rata harian dan kelembapan relatif harian selama periode 1985-2012 di 6 titik pengamatan yang mewakili masing-masing kota. Formula THI yang digunakan adalah formula dengan batas kenyamanan yang telah dimodifikasi untuk iklim tropis. Analisis klimatologis menunjukkan Palu dan Mamuju merupakan kota dengan kandungan uap air yang relatif rendah dengan suhu yang relatif tinggi secara klimatologis jika dibandingkan dengan kota lainnya. Sehingga, kedua kota tersebut memiliki tingkat kenyamanan yang paling rendah dirasakan oleh populasi perkotaan secara berturut yaitu 10,2% dan 24,7%, sedangkan  Manado dan Minahasa Utara merupakan kota yang paling nyaman dengan prosentase, yaitu 31,6 % dan 31,9%. Indeks THI tersebut cenderung mengalami peningkatan kecuali di Mamuju dengan laju terbesar dialami oleh Makassar sebesar 0,03⁰C per tahun atau 0,3⁰C per 10 tahun dengan koefisien determinasi sebesar 41,6%.