PENDIDIKAN SENI TEATER; SEKOLAH, TEATER DAN PENDIDIKNYA

Abstract

Sekolah yang menawarkan mata pelajaran seni teater untuk dijadikan mata pelajaran kesenian, akan memberikan kesempatan bagi para siswa untuk bisa berhubungan dengan masyarakat. Siswa tidak saja merasa memiliki kaitan dengan sekolah, masyarakat dan bangsa, akan tetapi ikut merasakan diri sebagai bagian dari peradaban. Perkembangan siswa berada dalam sebuah keterlibatan sosial (rasa kebersamaan, rasa keikutsertaan, rasa ikut memiliki, rasa kemanusiaan). Sekolah sebagai sebuah sistem adalah mencakup beberapa komponen, dimana masing-masing komponen terdiri atas beberapa faktor. Antara satu dengan lainnya saling terkait sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen – komponen dari sistem sekolah terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran langsung (output) dan keluaran tidak langsung (outcome). Seni teater dalam pelajaran seni budaya merupakan suatu bentuk apresiasi terhadap penyajian pertunjukan dan alat pendidikan. Selain itu teater juga merupakan sarana untuk membentuk; (a) pengertian siswa terhadap diri sendiri maupun orang lain, (b) kekuatan penafsiran diri, (c) kepercayaan terhadap dirinya sendiri, dan (d) kesadaran bekerja sama dengan kelompok besar yang terdiri dari pribadi-pribadi dalam melaksanakan produksi sebuah pertunjukan. Seorang pendidik yang telah memahami maksud dan tujuan pengajaran, diharapkan dapat melaksanakannya dengan mudah. Menjadi sebuah tantangan, bahwa di sini juga dituntut kraetifitas guru untuk membuat umpan-umpan baru, segar, dan tidak membosankan bagi anak, sehingga dengan demikian, akan diperoleh umpan balik yang segar dan orisional pula.