INTERNALIZATION OF JAVANESE UNGGAH-UNGGUH (ETIQUETTE) CHARACTER IN MODERN ERA THROUGH PERSONALITY COURSE AT ENGLISH EDUCATION DEPARTMENT

Abstract

Ini adalah penelitian eksperimental sebagai role model pendidikan karakter berbasis kearifan lokal di tingkat universitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk merevitalisasi identitas karakter bangsa, khususnya unggah-ungguh Jawa (etiket) untuk mahasiswa Jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga di era modern. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah kursus kepribadian yang dilakukan dalam 3 (tiga) tahapan, yaitu tahap pembentukan karakter, tahap aktualisasi, dan tahap pengembangan karakter. Ada 6 (enam) indikator karakter unggah-ungguh Jawa yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tata krama, lembah manah (mengalah), andhap asor (rendah hati), tepa slira (toleransi), grapyak (ramah) dan ewuh-pekewuh (enggan). Temuan menyimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test dalam 21 hari pelatihan kursus kepribadian. Ada 51,1% responden yang menjadi sangat sering menerapkan unggah-ungguh di Jawa dalam kehidupan sehari-hari, 23,7% sering menerapkannya, 20,7% kadang-kadang menerapkannya dan ada 4,6% yang tidak pernah menerapkannya. Siswa mampu memahami dan mengubah sikap kebarat-baratan menjadi lebih Jawa (njawani). Sebagaimana ditinjau dari teori afektif Taksonomi Krathwohl, penggunaan kursus kepribadian telah mempengaruhi lima komponen domain dari sikap afektif dalam mengembangkan karakter mahasiswa suku Jawa di jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) pada tingkat Penerimaan (kehadiran), Menanggapi, Menilai, Organisasi, dan Karakterisasi.This is an experimental research as a role model of local wisdom-based character education at the university level. The purpose of this research is to revitalize the identity of the nation's character, especially Javanese unggah-ungguh (etiquette) for English Education Department (TBI) students at State Institute for Islamic Studies (IAIN) Salatiga in the modern era. The technique used in this research is a personality course carried out in 3 (three) stages, i.e. character formation stage, actualization stage, and character development stage. There are 6 (six) character indicators of Javanese unggah-ungguh used in this research, which are tata krama (manners), lembah manah (relent), andhap asor (humble), tepa slira (tolerance), grapyak (friendly) and ewuh-pekewuh (reluctant). The findings conclude that there is a significant increase between pre-test and post-test in 21 days of personality course training. There are 51.1% of respondents who become very frequent in applying Javanese unggah-ungguh in daily life, 23.7% often apply it, 20.7% sometimes apply it and there are 4.6% who never apply it. Students are able to understand and change westernized attitudes to be more javanese (njawani). As reviewed from the affective theory of Krathwohl Taxonomy, the use of personality course has influenced five component domains of affective attitudes in developing the character of Javanese students in English Education Department (TBI) in the level of Receiving (attending), Responding, Valuing, Organization, and Characterization.