RITUAL BERANGKAT HAJI MASYARAKAT MUSLIM GORONTALO

Abstract

Salah satu Rukun Islam adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, Mekkah. Meski begitu, ibadah haji merupakan kewajiban bagi orang-orang Islam yang dianggap mampu melaksanakannya. Dalam tradisi masyarakat Islam di Indonesia, sebagian besar masyarakat masih melaksanakan serangkaian ritual sebelum melaksanakan ibadah haji. Ritual haji tersebut bahkan dijadikan tradisi oleh calon jamaah haji beserta keluarga, seperti yang terlihat pada masyarakat Gorontalo berupa ritual “Baca Doa”, yang di dalamnya mencakup Salawati (Selawat Nabi Muhammad SAW), Barzanji, Tadarusan (mengaji Al-Quran), dan Zikir. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ritual “Baca Doa” calon jamaah haji sebelum berangkat ke Tanah Suci, dan gelar haji dikaitkan dengan konteks sosial pada masyarakat di Kota Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah kualitatif, yang menyajikan data-data secara deskriptif, sedangkan penentuan informan dilakukan secara sengaja (purposive). Pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan penelusuran data sekunder terkait konteks tulisan. Hasil penelitian menunjukkan, ritual haji “Baca Doa” pada masyarakat Gorontalo terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu sebelum berangkat haji, saat jamaah berada di Tanah Suci, dan penjemputan jamaah oleh keluarga. Ritual “Baca Doa” dimaksudkan untuk memperoleh kemudahan, keselamatan, kesehatan sejak calon jamaah haji meninggalkan rumah hingga pulang ke rumah, serta menjadi Haji Mabrur. Selain “Baca Doa”, ada juga ritual yang dinamakan “pembersihan diri”, yang dimaknai sebagai refleksi diri, bahwa orang yang merencanakan melaksanakan haji sebaiknya memperbanyak mendekatkan diri kepada Allah, karena mereka akan menuju ke tempat yang disucikan Allah. Gelar haji bagi orang Gorontalo dapat juga menaikkan status sosial mereka di lingkungan sosialnya. Seorang haji memperoleh keistimewaan saat menghadiri upacara sosial dan upacara siklus hidup.