PENCARIAN OTENTISITAS DIRI KOMUNITAS MU’ALLAF DI KABUPATEN SORONG PAPUA BARAT
Abstract
Konversi agama jelas bukan masalah sederhana di tanah Papua. Perpindahan agama yang dilakukankomunitas mu’allaf membawa berbagai reaksi keras dari berbagai pihak, temasuk oknum aparat danpemerintah daerah. Keputusan untuk pindah agama ke dalam Islam, tidak semata-mata lahir darihidayah Allah, tetapi ada banyak faktor yang mendasarinya. Faktor-faktor penyebab konversi antaralain: starifikasi sosial, budaya, dan tradisi yang dekat dengan kebiasaan mereka. Faktor budaya yangmelekat, pada suku Abun dengan Islam menjadi faktor dominan mereka melakukan konversi. Dalampenelitian diungkapkan, bahwa sebenarnya budaya yang berkembang di masyarakat Abun lebih dekatdengan Islam. Data menujukan: pertama Islam adalah agama yang pertama kali masuk di daerahTambraw, dibawa oleh Sultan Tidore dari Ternate. kedua faktor guru spiritual yang bertempat tinggaldi gunung disakralkan oleh masyarakat setempat. ketiga faktor hidayah dari Tuhan juga menjadi bagiandari konversi agama yang dilakukan oleh komunitas mu’allaf suku Abun. Penelitian ini menggunakanparadigma analisa kritis, serta menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan konstruksi sosial.Dengan beberapa informan yang dipilih berdasarkan kategori yang ditetapkan peneliti, terutamamereka yang melakukan ikrar di Kemenag Kab.Sorong. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengancara wawancara mendalam dengan sejumlah tokoh peniting. Hasil dari penelitian ini menunjukkanperpindahan agama yang dilakukan mu’allaf melalui tiga proses dialektika yakni, secara personal(individual), kelompok degan mengajak keluarga, dan masuk Islam dengan menyembunyikan identitaskeislaman. proses perpindahan mu’allaf yang terjadi berawal dari pencarian jati diri keagamaan, yangmendapatkan masukkan dari lingkungan obyektifnya.