MEMBEDAH KERUKUNAN PASCA KONFLIK Refleksi Segregasi Pemukiman Muslim dan Nasrani di Ambon
Abstract
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan refleksi “Kerukunan Umat Beragama di Ambon Maluku” dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Secara khusus penelitian ini focus pada “segregasi pemukiman antara Muslim dengan Nasrani pasca konflik di Ambon. Salah satu kasus konflik yang menggoncangkan Indonesia, bahkan dunia adalah “Konflik Ambon”. Kejadiannya sudah berlangsung lebih dua decade, dan secara faktual di permukaan menunjukkan kehidupan yang aman dan damai. Tentu dengan kebijakan pemerintah yang dari awal melakukan “Segregasi Pemukiman” antara Muslim dengan Nasrani pasca konflik. Ternyata di balik kedamaian terselubung banyak hal, sebagai dampak dari “segregasi pemukiman,” yaitu: 1. Melemahnya solidaritas kultural, dan menguatnya solidaritas keagamaan pada masing-masing umat beragama; 2. Melanggengkan rasa trauma masyarakat terhadap konflik yang mengerikan, artinya dengan pengalaman konflik Ambon memunculkan dampak psychologis yang berkepanjangan, dan berefek pada susahnya memulihkan dan mengembalikan kepercayaan (trust); 3 Interaksi yang terbangun bersifat formal dan semu di ruang-ruang public. Masing-masing komunitas menjalani kehidupannya sendiri-sendiri, bahkan merasa enggan untuk saling berkunjung, dan membangun komunikasi yang lebih intens, sehingga terjadi jarak sosial di antara kedua komunitas; 4. Menciptakan sekat-sekat pemisah yang pada setiap komunitas memunculkan stigma negatif terhadap orang-orang yang berada di luar kelompoknya (the other), konteks ini terjadi ketegangan sosial yang sewaktu-waktu mencuat ke permukaan menjadi “konflik terbuka.” Kondisi masyarakat seperti di Ambon mengundang perhatian yang lebih intens guna membedah satu persatu fenomena psykososial yang berada pada titik mengkhawatirkan. Pilihan utama yang harus dilakukan adalah bagaimana mengkondisikan masyarakat yang di dalamnya terbangun interaksi yang intens dan rajutan kasih sayang secara ikhlas dan simultan untuk menggapai kehidupan yang kondusif dalam kedamaian yang abadi