WAJAH PENDIDIKAN FORMAL DI TANAH LUWU PASCA PROKLAMASI (1945-1950)
Abstract
Wajah pendidikan formal di Tanah Luwu pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia laksana bayipendidikan yang baru belajar berjalan. Sehingga periode itu, dapat dikatakan sebagai pijakan dariperjalanan pendidikan pada daerah tersebut di masa kini. Sayangnya, informasi tentang upayauntuk mencerdaskan kehidupan bangsa masih sangat kurang, sehingga menjadi penting untukmenggambarkannya di tengah pasang surut dunia politik ketika itu. Dengan melakukan penelitianyang disajikan secara deskriptif analitis melalui 4 (empat) tahapan metode penelitian sejarah, yaitu;pengumpulan sumber (heuristic), kritik data atau sumber, interpretasi, dan historiografi. Selain itu,digunakan juga teknik pengumpulan data melalui wawancara. Hasil yang ditemukan menunjukkan,perjalanan pendidikan pasca proklamasi di daerah Luwu masih terseok-seok. Jumlah sekolah yang masihsedikit dibanding jumlah penduduk, tenaga pengajar yang kurang dan sebagian besar tampil memimpinpemuda pejuang yang aktif untuk mempertahankan proklamasi kemerdekaan, kurangnya kesadaran dankeinginan masyarakat untuk bersekolah akibat pemahaman tentang sekolah bentukan Belanda, sertasituasi politik pada masa 1945-1950 menjadi faktor-faktor penyebab pendidikan di Luwu masih berjalanlamban. Gambaran ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan tentang pendidikan, dandapat menjadi bahan studi untuk memajukan pendidikan di Tanah Luwu saat ini. Diharapkan jugaberguna sebagai bahan pertimbangan kebijakan bahwa faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadapkemajuan sebuah pendidikan.