TEOLOGI DAMAI AGAMA ISLAM, HINDU DAN KRISTEN DI PLAJAN PAKIS AJI JEPARA

Abstract

Penelitian ini berusaha mengungkap manifestasi teologi inklusif tokoh agama Islam, Hindu, dan Kristen di Desa Plajan Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Dalam prosesnya, peneliti terlebih dahulu mendeskripsikan relasi tokoh agama dan persepsi mereka tentang teologi damai. Penelitian termasuk penelitian lapangan (field research) melalui pendekatan qualitative research. Peneliti menggunakan teknik observasi peran serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Observasi peran serta dilakukan untuk menyelami persepsi tokoh agama Islam, Hindu, dan Kristen tentang konsep perdamaian perspektif agama. Sedangkan wawancara dilakukan dengan berdialog langsung dengan aktor-aktor kunci seperti kiai atau ustad, pendeta, dan agamawan Hindu selaku agen perdamaian. Sedangkan teknik dokumentasi dilakukan dengan cara menelusuri dokumen-dokumen terkait baik berupa catatan, foto, atau artikel tentang manifestasi teologi inklusif di desa Plajan. Ternyata, media silaturahmi antar kelompok elite agamawan merupakan salah satu faktor penting berkembangnya relasi damai. Bagi orang Islam, persepsi damai tersebut mengacu kepada doktrin Alquran, misalnya QS. al-Baqarah: 256 yang mengajarkan setiap  muslim untuk saling menghormati dan respect terhadap umat agama lain. Perspektif Hindu, teologi damai direpresentasikan oleh ajaran tat twam asi (larangan bertikai, menghindari pertengkaran dengan tetangga, dan jika dicubit merasa sakit, maka tidak boleh mencubit orang lain), cung taka (menghindari nalar truth claim), vasudhaiva kutumbakam (tidak mudah terpancing provokasi), om shanti shanti shanti om (menciptakan iklim perdamaian), dan óm swastyastu (kegiatan doa bersama). Sedangkan teologi damai agama Kristen diwakili oleh Matius 5:39 dan Matius 7:12. Keduanya dimanifestasikan dengan cara bersikap rendah hati terhadap agama lain, menjauhi watak pendendam, dan menjaga masjid saat umat muslim menunaikan shalat Idul Fitri dan Idul Adha. This study aims to uncover inclusive theology manifestations of Muslim, Hindu and Christian religious leaders at Plajan village, Jepara, Indonesia. The researcher described the relations between religious leaders and perceptions of peaceful theology. Research is qualitative research by field research. The researcher used participant observation, in-depth interviews, and documentation. The friendship media between religious elite groups was an important factor in developing peaceful relations. For Muslims, it is in line with Qur'an doctrine, like at Surah al-Baqarah verse 256 to respect each other. The peaceful theology of Hindu is represented in tat twam asi teachings (avoiding fighting and quarrels), cung taka (avoiding the truth claim), rationalvasudhaiva kutumbakam (not provoked easily), om shanti shanti shanti om (creating peace climate), and swastyastu óm (prayer activities). Christianity represents Matthew 5:39 and Matthew 7:12. Both are manifested by being humble towards other religions, avoiding vengeful character, and helping prayers Eid al-Fitr and Eid- alAdha.Keywords: peacefull theology, religion, relation, perception, manifestation