MANAJEMEN KONFLIK KEAGAMAAN MELALUI JARINGAN KERJA ANTAR UMAT BERAGAMA DI BANDUNG JAWA BARAT
Abstract
Konflik sosial keagamaan di Indonesia tidak seluruhnya berakhir dengan kekerasan. Kenyataan inihendaknya dibaca dari sudut pandang bahwa masyarakat, atau kelompok masyarakat Indonesiasesungguhnya memiliki kapasitas untuk merespons berbagai isu konflik keagamaan melalui cara-caradamai. Penelitian ini memperlihatkan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki kapasitas untukmelakukan upaya pencegahan dengan cara merevitalisasi pranata sosial budaya yang merupakanunsur kultural yang hidup dan tumbuh di masyarakat, seperti dicontohkan oleh komunitas Jakatarub.Penelitian dilakukan dengan metode wawancara, observasi, telaah dokumen dan diskusi kelompokterfokus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, Jakatarub menjadi simpul bagi bertemunya berbagaikelompok agama, tradisi, dan kelompok sosial yang berbeda untuk melakukan dialog, merayakanperbedaan dan mengkampanyekan pentingnya sikap toleransi di Bandung secara khusus dan umumnyadi wilayah Jawa Barat. Dalam kiprahnya jaringan ini sudah menyelenggarakan berbagai acara dalamrangka mewujudkan masyarakat yang menghargai perbedaan. Dengan cara inilah Jakatarub telahmengelola potensi konflik di masyarakat agar tidak berkembang menjadi kekerasan keagamaan.