SISTEM KEKERABATAN ORANG BUGIS DI SULAWESI SELATAN (SUATU ANALISIS ANTROPOLOGI - SOSIAL)
Abstract
Sistem kekerabatan masyarakat Bugis Bone memiliki struktur bati na wija sebagai pranata sosial yangmenjadi wadah pembentukan knalitas masyarakat untuk mendukung sistem sosial dan sistem budayamasyarakat yang harmonis. Masyarakat Bugis Bone sejak dahulu telah menjadikan bati na wija sebagaisarana yang membentuk sistem pemerintahan efektif dan efisien. Membantu pemimpin dan pemukamasyarakat yang berkualitas dan mampu menjadi pioner dalam membangun sistem kerajaan yang besaryaitu kerajaan Bone, Kerajaan Gowa dan Kerajaan Luwu. Namun, saat ini peran wija na bati mulaitergeser berangsur-angsur ke pembentukan kualitas individual, masyarakat dan pemimpin padapendidikan dan harta benda menjadi tolak ukur. Bergesernya peran wija na bati tersebut sebagai akibatlemahnya ketahanan budaya orang Bugis-Bone untuk menjadikannya sebagai sarana pembentukankualitas individual, kemimpinan dan kualitas masyarakat. Peranan sistem kekerabatan yang menyimpannilai-nilai kekerabatan yang dianut pada masa lalu tidak lagi menjadi sarana yang efektif membentukstruktur sosial masyarakat Bugis- Bone yang harmonis. Meskipun demikian, mash ada sebagian kecilkelompok masyarakat Bugis-Bone yang masih konsisten menggunakan nilai-nilai kekerabatan sebagaisarana pembentukan kualitas individual, pemimpin dan masyarakat, teruma pada daerah-daerah yangmasih terdapat orang-orang yang menjunjung tinggi tradisi budaya masyarakat Bugis-Bone yang diyakinisebagai tradisi yang sudah dianut oleh para pendahulunya.