GERAKAN PETTA BARANG DI DAERAH BUGIS PADA 1906-1913

Abstract

Kajian ini bertujuan menguraikan gerakan perlawanan Petta Barang terhadap pemerintah Belanda di daerah Bugis. Metode yang digunakan adalah metode sejarah, yang menjelaskan suatu persoalan berdasakan perspektif sejarah. Prosedur kerjanya terdiri atas heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil kajian menunjukkan bahwa pendudukan militer Belanda dan mengambilan kekuasaan pemerintahan atas Kerajaan Bone oleh pemerintah kolonial Belanda menjadi latar belakang munculnya gerakan Petta Barang. Ia memulai gerakannya sebagai seorang dukun yang sakti dan “menjual” atau membagikan jimat kepada pasien atau penduduk yang bersedia menjadi pengikutnya. Oleh karena itu, nama dan kesaktian Petta Barang semakin terkenal di masayarakat serta pengaruhnya pun semakin luas, baik di daerah  Bone pada khususnya maupun di daerah Bugis pada umumnya. Setelah kedudukannya cukup kuat, Petta Barang memerintahkan kepada para pengikutnya untuk melancarkan serangan terhadap kedudukan pasukan Belanda di Watampone, Pattiro Bulu, dan sejumlah tempat di daerah Bugis. Selain itu, juga melakukan penyerangan terhadap pasukan patroli Belanda pada setiap ada kesempatan, sehingga cukup merepotkan pasukan Belanda. Itulah sebabnya pemerintah Belanda memusatkan perhatian dan mengerahkan kekuatan militer untuk menumpas gerakan Petta Barang bersama para pengikutnya. Usaha-uasaha itu akhirnya membuahkan hasil ketika Petta Barang berhasil ditangkap di Citta, Soppeng pada 1913.