PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI II DAN PERSEPSI MASYARAKAT DI PALU SULAWESI TENGAH
Abstract
Penguasaan Ilmu Pengetahuan danTeknologi akan mempengaruhi keberhasilanmembangun masyarakat majudan mandiri. Pembangunan Ilmu Pengetahuandan Teknologi diarahkan agarpemanfaatan, pengembangan, dan penguasaannyadapat mempercepat prosespembaharuan, meningkatkan produktivitasdan efesiensi, memperluas lapangankerja meningkatkan kesejahteraan rakyat(GBHN : 19.93).Untuk menggapai semua itu, ditempuhjalan yang paling bijak adalahlewat pendidikan. Pendidikan merupakantanggung jawab bersama antara keluarga,masyarakat dan pemerintah, termasukjuga dalam hal biaya penyelenggaraanpendidikan. Jenjang pendidikanyang termasuk jalur pendidikan sekolahterdiri atas pendidikan dasar, pendidikanmenengah, dan pendidikan tinggi.Pendidikan menengah terdiri ataspendidikan menengah umum, pendidikanmenengah kejuruan, pendidikan menengahluar biasa, pendidikan menengahkedinasan," dan pendidikan menengahkeagamaan. Pendidikan menengahumum adalah pendidikan pada jenjang* Resume hasil penelitian ini diseminarkanpada Seminar Agama dan Kemasyarakatanpada tanggal 30 Nopember 1995 di Ujungpandang.** Staf P e n e l i t i Balai P e n e l i t i a n LekturKeagamaan.pendidikan menengah yang mengutamakanperluasan pengetahuan dan peningkatanketerampilan siswa. SekolahMenengah Umum (SMU) dan SMUberciri khas agama Islam atau MadrasahAliyah (MA), yang mengutamakanpenyiapan siswa untuk melanjutkanpendidikan pada jenjang pendidikantinggi dengan pengkhususan yang diwujudkanpada tingkat-tingkat akhir masapendidikan (UU No. 2 : 1989 dan PPNo. 29 : 1990).Madrasah Aliyah (MA) adalahSMU yang berciri khas agama Islamyang diselenggarakan oleh DepartemenAgama (SK Mendikbud Nomor0489/U/1993 Pasal 1 butir 6).Persepsi pada hakekatnya adalahproses kognitif oleh setiap orang didalam menekuni informasi tentang lingkungannya.baik lewat penglihatan, pendengaran,penghayatan, perasaan danpenciuman (Thoha, 1983 : 138).Kunci untuk memahami persepsimenurut Thoha, adalah terletak padapengenalan, bahwa persepsi itu merupakansuatu penafsiran yang unik terhadapsituasi (stimulasi), bukannya suatu pencatatanyang benar terhadap situasi tersebut