Self-efficacy dan Optimisme sebagai Prediktor Subjective Well-Being pada Mahasiswa Tahun Pertama

Abstract

This study examined self-efficacy and optimism in predicting subjective well being of  first-year undergraduate students. Participants were first-year undergraduate students of UIN Sultan Syarif Kasim Riau (N=372; 121 males, 251 females). Participants completed the Positive and Negative Affect Schedule (PANAS), Satisfaction With Life Scale, General Self-Efficacy Scale  and Life Orientation Test-Revised (LOT-R). Multiple regression analysis was conducted to examine how the predictors contribute to subjective well-being. Results indicated that self-efficacy and optimism predicted first-year undergraduate students’ subjective well-being (F (2, 369)=53.920; p<0.01). Results also indicated that self-efficacy have a higher contribution (β=0.403; p<0.01) than optimism (β=0.137; p<0.01). In conclusion, self-efficacy and optimism are important in predicting subjective well-being first-year undergraduate students.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediksi self-efficacy dan optimisme terhadap subjective well-being pada mahasiswa tahun pertama. Sebanyak 372 orang mahasiswa tahun pertama UIN Sultan Syarif Kasim Riau (N=372; 121 laki-laki, 251 perempuan) menjadi partisipan di dalam penelitian ini. Partisipan penelitian mengisi adaptasi Skala Positive and Negative Affect Schedule (PANAS), Satisfaction With Life Scale, General Self-Efficacy Scale, dan Life Orientation Test- Revised (LOT-R). Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui bagaimana kedua prediktor berkontribusi terhadap subjective well-being. Hasil penelitian menunjukkan self-efficacy dan optimisme secara bersama dapat memprediksi subjective well-being pada mahasiswa tahun pertama (F (2, 369)=53.920; p<0.01). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa self-efficacy memiliki kontribusi yang lebih besar (β=0.403; p<0.01) bila dibandingkan dengan optimisme (β=0.137; p<0.01). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa self-efficacy dan optimisme memiliki peran penting dalam memprediksi subjective well-being pada mahasiswa tahun pertama.