Menelusur Ketimpangan Distribusi Pendapatan Kabupaten dan Kota
Abstract
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan output (PDRB) terbesar. Namun disaat yang sama, distribusi pendapatan di Sulawesi Selatan justru semakin timpang. Dilihat dari gini ratio, berada pada ketimpangan yang cukup mengkhawatirkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh desentralisasi fiskal, aglomerasi, tingkat pengganguran terbuka, Indeks Pembangunan Manusia dan jumlah penduduk terhadap disparitas distribusi pendapatan di kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Selatan. Analisis data menggunakan regresi panel dengan data time series selama 6 tahun dan data cross section 24 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan selama periode penelitian 2010-2015, terjadi ketimpangan pembangunan yang tidak cukup signifikan berdasarkan Indeks Williamson, sedangkan menurut Indeks entropi Theil, ketimpangan pembangunan boleh dikatakan kecil yang berarti masih terjadinya pemerataan pembangunan setiap tahunnya selama periode pengamatan. Sebagai akibatnya tidak terbuktinya hipotesis Kuznets di Kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Selatan yang mengatakan adanya kurva U terbalik. Variabel desentralisasi fiskal, aglomerasi, tingkat pengangguran terbuka, Indeks Pembangunan Manusia, dan jumlah penduduk, secara simultan berpengaruh terhadap disparitas distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Desentralisasi fiskal dan aglomerasi tidak berpengaruh signifikan, sedangkan tingkat pengangguran terbuka, Indeks Pembangunan Manusia dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap disparitas distribusi pendapatan antar kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Kata Kunci: Desentralisasi fiskal, Aglomerasi, Tingkat Pengganguran Terbuka, Indeks Pembangunan Manusia dan Jumlah Penduduk