Analisis Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Migrasi Keluar Kelas Pekerja

Abstract

Potensi sektor unggulan pertanian sangat besar di Kabupaten Jeneponto. Sektor yang paling tinggi kontribusinya terhadap perekonomian di daerah ini adalah sektor pertanian. Namun faktanya, justru menunjukkan bahwa banyak masyarakat di daerah ini yang melakukan migrasi keluar dan memilih mencari pekerjaan diluar daerah. Seharusnya hal tersebut tidak terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah tingkat pendapatan perkapita, pendidikan angkatan kerja berpengaruh terhadap migrasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, data diolah dengan kebutuhan model yang digunakan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan rumus slovin. Penelitian ini menggunakan sampel penduduk yang berpidah keluar dari Kabupaten Jeneponto. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan migrasi keluar sebagai variabel dependen dan pendapatan perkapita, tingkat pendidikan dan angkatan kerja sebagai variabel independen. Hasil analisis regresi linear berganda bersama-sama menunjukkan bahwa pendapatan perkapita dan angkatan kerja berpengaruh positif terhadap terjadinya migrasi sedangkan tingkat pendidikan berpengaruh negatif. Variabel yang signifikan yaitu variabel pendapatan perkapita dan tingkat pendidikan sedangkan variabel yang tidak signifikan yaitu variabel angkatan kerja. Dan hasil regresi yang telah dilakukan maka diperoleh nilai R-Squae (R2) sebesar 0,766 hal ini dapat disimpulkan bahwa besar persentase variabel migrasi bisa dijelaskan oleh tiga variabel bebas yaitu pendapatan perkapita, tingkat pendidikan dan angkatan kerja sebesar 76,6% (0,766) sedangkan sisanya dengan nilai 24,4% (0,244) yang dijelaskan oleh variabel yang tidak masuk dalam penelitian ini. Penelitian ini merekomendasikan kepada pemerintah Kabupaten Jeneponto bahwa untuk mengurangi tingkat migrasi di daerah ini, pemerintah mesti mendorong kebijakan pembukaan kesempatan kerja bagi masyarakat, dengan mengoptimalkan pendidikan dan pelatihan-pelatihan peningkatan skill bagi angkatan kerja, sehingga human capital penduduk semakin tinggi. Dengan demikian, mereka dapat bekerja secara optimal untuk mengelola sumber daya alam dan potensi daerah yang ada.