METODE PEMULIHAN TRAUMA BENCANA GEMPA MELALUI PENDEKATAN BIMBINGAN ISLAMI DI DESA TEUMANAH KECAMATAN TRIENGGADENG KABUPATEN PIDIE JAYA

Abstract

Gempa bumi merupakan fenomena/bencana alam yang tidak dapat dihindari, mencegah terjadinya korban jiwa dalam jumlah besar merupakan sebuah tantangan bagi masyarakat dan pemerintah. Gempa yang terjadi pada 7 Desember 2016 lalu berkekuatan 6,5 skala richter mengguncang Kabupaten Pidie Jaya pada pukul 5.03.36 WIB. Pusat gempa berada di koordinat 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 18 kilometer tenggara Sigli, Pidie dan 2 kilometer Utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 KM. Berdasarkan data BNPB mencatat 11.730 rumah rusak akibat gempa. Selain itu, tercatat 195 unit ruko roboh, 14 mesjid rusak, 1 rumah sakit rusak berat dan 1 unit sekolah roboh. Jumlah korban meninggal tercatat 97 orang di Pidie Jaya sebagai daerah terdampak paling parah. Selain itu, sebanyak 73 orang luka berat, 200 orang luka ringan, 10.00 ribu santri terluka. Kerugian-kerugian yang ditanggung oleh masyarakat, tidak hanya menyangkut materi, rumah, fisik, harta benda, aset-aset, pekerjaan, serta kehilangan anggota keluarga dan family, melainkan juga kerugian psikologis yang membutuhkan waktu relatif lama untuk proses pemulihannya. Peristiwa tersebut dapat menciptakan trauma tersendiri bagi masyarakat Kabupaten Pidie Jaya khususnya yang terkena dampak langsung dari musibah gempa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui pengaruh bencana gempa terhadap trauma masyarakat; (2) Mendeskripsikan bentuk  pendekatan dan bimbingan Islami dalam pemulihan trauma bencana gempa  terhadap masyarakat; dan (3) Menganalisis peluang dan tantangan pemulihan trauma bencana gempa melalui pendekatan bimbingan Islami di Desa Teumanah Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil yang didapatkan di lapangan bahwa masyarakat korban gempa mengalami trauma, hal ini dapat dilihat dari dua indikator, pertama: dari ciri-ciri orang yang kena taruma di mana korban gempa Pidie Jaya merasakan dalam diri mereka kewaspadaan atau reaksi berlebihan jika mendengar sesuatu bunyi sudah terkejut, gangguan tidur, di mana mereka tidak berani tidur sendirian. Kedua: dari reaksi yang muncul dari aspek emosional seperti cemas, gugup, sedih, berduka, depresi, takut, khawatir kejadian akan terulang, jika dilihat dari aspek kognitif maka reaksi yang sering muncul dalam diri mereka adalah mudah bingung dan merasa lemah seakan-akan tidak berdaya, jika dilihat dari aspek behavior reaksi yang mereka alami adalah  gangguan tidur dan gampang terkejut. Sedangkan bentuk metode bimbingan Islami yang digunakan oleh tokoh agama dari kalangan da’i perkotaan adalah Bilhikmah, mauizatul hasanah dan Mujadalah billati hiya ahsan.  Kata Kunci: Gempa, Trauma, Bimbingan