MENGEJAR WISUDA SARJANA MENURUT PERSPEKTIF KONSELING ISLAM

Abstract

Abstrak            Mahasiswa yang telah menyelesaikan studi di suatu perguruan tinggi berhak memperoleh gelar sarjana. Mengejar adanya gelar ini idealnya ditempuh sesuai prosedur, mencurahkan segenap potensi pikir dan ikhtiar, dan tujuannya pun untuk mengemban amanah keilmuwan dan memaksimalkan pengabdiannya kepada agama, bangsa dan Negara. Fenomena yang mengemuka akhir-akhir ini bahwa gelar tersebut  diupayakan dengan cara-cara melanggar etika keilmuwan, untuk tujuan-tujuan popularitas hingga merendahkan martabat kesarjanaan, bahkan tidak memperlihatkan produktifitas keilmuwannya dalam meneliti atau menulis karya ilmiah.  Dalam perspektif konseling Islam, fenomena ini dipandang sebagai sebuah “kasus” penyakit yang mulai menggejala di kalangan generasi muda melenial, yakni tidak mampu berpikir logis dan tidak terampil menggunakan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Generasi melenial ini perlu dibantu dengan layanan konseling Islam untuk pengembangan kebermaknaan hidupnya. Konseling Islam sudah seharusnya membantu mereka ini untuk mampu merumuskan tujuan hidup yang sejalan dengan kebermaknaan hidup sebagai seorang Muslim. Dalam konsep kebermaknaan hidup ini seorang Muslim harus mampu mendorong dirinya untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti kuliah, bekerja dan berkarya agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga. Kata Kunci: Wisuda Sarjana, Konseling Islam