IRIGASI TRADISIONAL SUBAK DI DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN ARMA JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA PROPINSI BENGKULU

Abstract

Tulisan ini memfokuskan tentang irigasi subak di Desa Sumber Agung Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu. Persoalan subak menjadi menarik untuk dikaji jika ternyata dapattetap tumbuh di daerah yang jauh dari tempat asalnya, yakni Pulau Bali. Keberadaan subak di daerah tersebut tidak terlepas dari bermigrasinya orang Bali melalui program transmigrasi, tepatnya tanggal 17 Oktober 1963. Penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah. Dalam metode penelitian sejarah akan melalui empat tahapan penting yakni pertama heuristic, mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah atau pengumpulan sumber, Kedua, kritik menilai otentik atau tidaknya sesuatu sumber dan seberapa jauh kredibilitas sumber. Ketiga, sintesis dari fakta yang diperoleh melalui kritik sumber atau disebut juga kredibilitas sumber, dan keempat, penyajian hasilnya dalam bentuk tertulis. Hasil penelitianyakni tahun 1983 kelompok subak ini dibina oleh Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Bengkulu Utara, sehingga nama kelompok ini dirubah menjadi KP2A (Kelompok Petani Pemakai Air), peran strategis pengaturan air dipegang oleh Ketua KP2A dan pengurusnya, sedangkan pembagian air masih dilakukan oleh Ulu-ulu. Meskipun tujuan subak di Desa Arma Agung lebih menekankan bidang ekonomi, yaitu meningkatkan produksi pertanian beserta pemasarannya, namun bukan berarti aspek-aspek yanglain seperti sosial dan agama lepas dari ruang lingkupnya. Sesungguhnya aspek agamalah yang menjiwai dan sekaligus penggerak subak itu sendiri. Hal ini karena konsep Tri Hita Karana yang menjadi dasar dari subak yang bersangkutan bersumber dari agama yang mereka anut yaitu Hindu Dharma.