KONFLIK DAN DEPRIVASI RELATIF (Telaah Konflik Perumahan Taman Indah dan MTs Darussalam di Yogyakarta)

Abstract

Siswa MTs Darussalam yang notabene terdiri dari masyarakat Kampung Kebonagung. Salah satua persoalan yang tengah dihadapi adalah sulitnya pemenuhan kebutuhan dasar untuk mengenyam pendidikan karena tidak ada akses untuk memasuki gedung sekolah unit II. Di lain sisi warga perumahan berkeberatan memberikan izin kepada pihak MTs untuk menggunakan jalan perumahan sebagai akses siswa-siswi. Nuansa agama tidak dapat dilepaskan pada kasus ini, selain karena antar kelompok sebagai aktor utama konflik terdiri dari mayoritas penganut agama Islam, lebih unik lagi berada di bawah komando organisasi masyarakat berbasis agama yang saman.Hasil penelitian ini menunjukkan tentang fenomena deprivasi relatif di kampung Kebonagung yang bermuara pada konflik. Setidaknya terdapat tiga kondisi yang melatarbelakangi lahirnya deprivasi relatif pada kasus konflik warga perumahan dengan pihak MTs, yaitu interaksi sosial yang pasif, fenomena “dual-society” dalam ekonomi dan disfungsi agama. Deprivasi sosial tersebut muncul karena adanya kesenjangan atau perbedaan negatif antara nilai ekspektasi dan nilai kapabilitas sehingga membuat pihak MTs dan warga perumahan frustrasi.Kata Kunci: Kampung Kebonagung, MTs Darussalam, Perumahan Taman Indah, Deprivasi Relatif, KonflikThe Majority of students of Madrasah Tsanawiyah Darussalam is consisted of Kebonagung village . One of the problems being faced is the difficulty to get the basic needs for education activities because there is no access to enter the second unit of school building. Beside of that the resident of Taman Indah do not allow the housing road is used as an access for student to go to school. The nuances of religion can not be released in this case, because both of the groups as the main actors of the conflict that is consisted of the majority of adherents of Islam. Also the more uniquely both of groups are under the command of the same organization that based of the same religion.The results of this study is to indicate the relative deprivation phenomenon in Kebonagung village which leads to conflict. There are three conditions that cause relative deprivation in the case of the conflict between Taman Indah Housing Residenence and Madrasah Tsanawiyah Darussalam, first passive social interaction, second, the phenomenon of “dual-society” in the economy and third, religious dysfunction. The social deprivation arises because of a gap or negative difference between the expectation value and the capability value, making the Madrasah Tsanawiyah side and housing residents are frustrated.Key Words: Kebonagung village, M Ts Darussalam, Taman Indah Housing, Relative Deprivation, Conflict.