RELASI SOSIAL ELIT POLITIK DAN SESEPUH DESA MELALUI LANGGAR DI KABUPATEN MALANG
Abstract
Menjadi elit yang terjun ke dalam kontestasi politik membutuhkan sebuah strategi. Semua ini dilakukan dalam rangka mencari tahu pemetaan suara elit. Banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya melalui survey pemetaan. Dengan menentukan indikator sampel, elit akan tahu bagaimana peluang untuk elit bisa menjadi anggota dewan di daerah pilihannya. Pemetaan suara bagi calon merupakan hal yang wajib dilakukan sebelum mereka turun langsung menyapa masyarakat dengan penyampaian bermacam-macam visi misi dan strategi kampanye. Kabupaten Malang merupakan Kabupaten dengan luas wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Banyuwangi. Kondisi masyarakat yang di dominasi kultur budaya pedesaan menunjukkan pola pergerakan politik arus bawah yang menarik. Popularitas dan juga kemampuan finansial tidak menjadi indikator utama dalam mendapatkan keterpercayaan masyarakat disana. Dalam tradisi budaya lokal yang dibangun, nilai-nilai lokal masih dipegang teguh sebagai suatu kepercayaan bagi masyarakat. Nilai itu di adopsi sebagai dasar seseorang untuk memberikan suaranya terhadap calon yang ingin maju dalam kontestasi politik salah satunya menggunakan pemetaan langgar. Langgar mempunyai nilai spiritual etik, selain sebuah simbol status sosial di pedesaan. Dimana peran pemilik langgar dalam strategi pemenangan calon tidak bisa dilepaskan begitu saja.. Penelitian ini menunjukkan betapa penting relasi sosial dalam aspek budaya lokal antara elit dan pemilik langgar. Ketika langgar yang merupakan institusi kultural dijadikan sebagai alat pemetaan politik.Kata kunci: Langgar, Pemetaan Politik, Relasi SosialBecoming an elite who engages in political contestation requires a strategy. All this was done in order to find out elite voice mapping. Many ways can be done, one of them through mapping surveys. By determining sample indicators, the elite will know how opportunities for the elite can become council members in their chosen area. Voice mapping for candidates is something that must be done before they go down directly to the public by delivering various vision and mission and campaign strategies. Malang Regency is the regency with the second largest area in East Java after Banyuwangi. The condition of the people who are dominated by rural culture shows an interesting pattern of undercurrent political movements. Popularity and financial capability are not the main indicators in gaining public trust there. In the local cultural traditions that are built, local values are still held firmly as a trust for the community. The value was adopted as the basis for someone to vote for candidates who want to advance in political contestation, one of which uses mapping violations. Langgar has ethical spiritual values, in addition to a symbol of social status in the countryside. Where the role of the owner of the langgar in the candidate winning strategy cannot be released just like that. This research shows how important social relations are in the aspect of local culture between the elite and the owner of the langgar. When langgar which is a cultural institution is used as a political mapping tool.Keywords: Langgar, Political Mapping, Social Relation