GURU SEBAGAI ORANG TUA DALAM HADIS “AKU BAGI KALIAN LAKSANA AYAH”
Abstract
Abstrak: Salah satu peran yang dituntut untuk dimainkan oleh guru sebagai pendidik di sekolah adalah peran orang tua, mengingat guru memang adalah orang tua kedua di sekolah. Setidaknya karena itulah dalam sistem pendidikan modern terdapat unsur kompetensi afektif yang harus ada pada diri guru profesional. Guru tidak hanya sekadar mentransfer pengetahuan dari dirinya kepada para peserta didik kemudian bersikap ‘lepas tangan.’ Ini tentu jauh dari idealisme guru profesional. Jauh-jauh hari Rasulullah dalam satu hadis yang berbunyi “aku bagi kalian laksana ayah” telah memberi teladan baik (uswah hasanah) tentang bagaimana guru harus berperan sebagai orang tua dalam setiap proses pendidikan dan pengajaran. Dengan metode deskriptif-analitis serta pendekatan ilmu hadis dan ilmu pendidikan, di sini penulis bermaksud menelusuri otentisitas dan validitas hadis “aku bagi kalian laksana ayah,” mengekspos pemahaman hadis “aku bagi kalian laksana ayah” sebagaimana terdokumentasikan dalam literatur-literatur syarah hadis, dan mengidentifikasi relevansi antara hadis “aku bagi kalian laksana ayah” dan sistem pendidikan modern. Selanjutnya penulis akan membuktikan bahwa peran guru sebagai orang tua kedua peserta didik di sekolah mempunyai dasar yang otentik dan valid sekaligus spesifik dalam hadis Nabi.Abstract: One of the roles needed to be played by teachers as educators at schools is the role of parents, because indeed teachers are the parents of students at schools. At least that’s why there is an element of affective competencies that must exist in the professional teachers. Teachers don’t just transfer knowledge to students and then leave them alone. It’s certainly far from the ideals of professional teachers. In the 7th century the Prophet in a hadīth that says “I’m for you like a father” gave a good example (uswah hasanah) about how teachers should act as parents in every process of education and teaching. Using the descriptive-analytic method and the science of h}adīth and science of education approach, the Author intends to explore the authenticity and validity of the h}adīth “I’am to you like a father,” exposing understanding of the tradition of “I’m to you like a father,” as documented in the literature of sharh hadīth, and identify the relevance between the h}adīth “I’am to you like a father” and the modern education system. Furthermore, the Authors will prove that the teachers role as second parents at school has an authentic, valid and specific base in the hadīth of the Prophet.