IMPLEMENTASI ‘MASYARAKAT MADANI’ BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM PRAKTIK SOSIAL PONDOK PESANTREN DARUL ULUM BANYUANYAR
Abstract
Artikel ini membuktikan, bahwa pendidikan pesantren memiliki nilai lebih dari pada pendidikan non-pesantren. Hal ini dibuktikan dengan; 1) Peserta didik/santri mampu menerapkan nilai agama dan nilai sosial, 2) Peserta didik /santri mampu menghadapi tantangan era globalisasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai etika dan moral sesuai dengan tuntunan agama, dan 3) Peserta didik /santri mampu berkompetensi dan menghasilkan karya. Tulisan ini menggunakan pisau analisis yang dikemukakan oleh Talcott Parsons melalui teori fungsionalisme struktural; unit tindakan menuju sistem tindakan, yang menjadi faktor pembentuk santri di pondok pesantren dalam merealisasikan nilai-nilai, norma-norma, kesadaran secara kolektif, dan terus melekat dalam diri santri/santri, yang hal tersebut tidak dijamah oleh pendidikan non-pesantren. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif berupa observasi dan wawancara yang bersifat analisis-diskriptif berdasarkan perspektif sosiologi.Keyword: kebudayaan pesantren, nilai-nilai, masyarakat madani, santri