Hubungan Tingkat Kecacatan dan Lama Menderita Kusta dengan Depresi Penderita dan Mantan Penderita Kusta
Abstract
Sifat penyakit yang kronis dan kecacatan yang ditimbulkan dari penyakit kusta dapat mengganggu penampilan dan fungsi tubuh penderitanya, ditambah persepsi yang negatif dari masyarakat menimbulkan dampak negatif dalam kesehatan jiwa. Penderita akan merasa rendah diri, tekanan batin dan merasa tidak berguna baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, kondisi ini yang dapat mencetuskan depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecacatan dan lama menderita dengan depresi penderita dan mantan penderita kusta di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 26 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Depression Scale (ZSDS) dan dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis tingkat kecacatan dan lama menderita dengan depresi sama-sama didapatkan nilai p<0,05 yang berarti ada hubungan antara tingkat kecacatan dan lama menderita dengan depresi penderita dan mantan penderita kusta. Depresi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, dukungan, pendapatan, dan karakteristik penyakit sendiri. Peningkatan ketahanan terhadap depresi melalui self efficacy sangat diperlukan untuk meningkatkatkan kepercayaan diri penderita dan mantan penderita dalam mengatasi masalahnya. The chronic nature of disease and disability resulting from leprosy can disrupt the appearance and function of the sufferer's body, and the negative perception of the community has a negative impact on mental health. Patients will feel inferior, inner pressure and feel useless in both the family and community environment, this condition can trigger depression. This study aims to determine the relationship between the level of disability and length of suffering with depression sufferers and former leprosy sufferers in Ponggok District Blitar. This type of research is observational analytic with cross sectional approach. The sample used by 26 respondents was taken by purposive sampling technique. The data collection method uses the Zung Self-Rating Depression Scale (ZSDS) questionnaire and analyzed using the Spearman correlation test. The results of the analysis of the level of disability and duration of suffering with depression both obtained p values <0.05 which means there is a relationship between the level of disability and duration of suffering with depression sufferers and former leprosy sufferers. Depression is influenced by many factors including education, gender, marital status, support, income, and the characteristics of the disease itself. Increased resistance to depression through self-efficacy is needed to increase the confidence of sufferers and former sufferers in overcoming their problems.