Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Penanganan Gawat Darurat Hipotermi pada Pendaki Gunung di Organisasi Primapala Ampel Kabupaten Boyolali

Abstract

Latar Belakang : Pendaki gunung dan hipotermi merupakan sebuah hubungan yang sangat terkait dalam pendakian. Cuaca buruk di puncak gunung Merbabu menyebabkan 7 pendaki harus dievakuasi karena mengalami hipotermi saat mendaki. Kondisi tubuh yang terlalu lama kedinginan, khususnya dalam cuaca berangin dan hujan dapat menyebabkan mekanisme pemanasan tubuh terganggu. Pentingnya pengetahuan pada pendaki dapat menjadikan pendaki tersebut terhindar dari hipotermi, tetapi tak jarang para pendaki menganggap remeh dan tidak peduli. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku penanganan gawat darurat hipotermi pada pendaki gunung di organisasi Primapala Ampel Boyolali. Metode: Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Primapala Ampel Boyolali yang berjumlah 30 orang. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan Uji Kendal Tau. Hasil : Hasil analisa diperoleh tingkat pengetahuan tentang penanganan gawat darurat hipotermi dalam katgori baik sebanyak 27 responden (90%), kategori cukup sebanyak 3 responden (10%). Perilaku penanganan gawat darurat hipotermi dalam kategori baik sebanyak 28 responden (93,3%), kategori cukup 2 responden (6,7%). Nilai Signifikansi uji Kendal Tau yaitu 0,013 Diskusi: Perilaku penganganan gawat darutat Hipertermi mayoritas dalam kategori baik dan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku penanganan gawat darurat hipotermi pada pendaki gunung di organisasi Primapala Ampel Boyolali. Background: Mountaineer and hypothermia have correlation in climbing. Bad weather at the top of Merbabu caused 7 mountaineers to be evacuated because of hypothermia. Body condition was too long periods of cold, especially in windy weather and rain can cause the body's warming mechanism to be disrupted. The importance of cognitive for mountaineers can make the mountaineers avoid hypothermia, but not infrequently the mountaineers underestimate and do not care. The purpose of research: Knowing the realtion of cognitive level and hypothermia emergency handling of mountaineers in Primapala ampel Boyolali organization. Method: The research used analytic reasearch with cross sectional approach. The research population is all members of Primapala ampel Boyolali organization which are consist of 30 people. The number of samples is 30 people. The sampling technique used total sampling. The research instrument used questionnaire. The data analysis used Fisher Test. Result: Cognitive level of hypothermia emergency handling is good category which are 27 respondents (90%), enough category which are 3 respondents (10%). Hypothermia emergency handling in good category is 28 respondents (93,3%) and enough category is 2 respondents (6,7%). Significance Value of Kendall’s Tau test that is 0.013 Discussion: Majority of emergency treatment behavior Hypertherm is in the good category. Discuss: There is a realtionship between the cognitive level and hypothermia emergency handling of mountaineers in Primapala ampel Boyolali organization.