Islam in Indonesia’s Foreign Policy, 1945-1949

Abstract

Although most policy studies argue there has been no influence of Islam on Indonesia's foreign policy, the foreign relations of the Republic of Indonesia during the revolution for independence provide a counter-example. Because of the greater role for society in conducting, rather than just influencing, foreign relations, Islam was used as a key element in Indonesia's diplomatic efforts in the Arab world between 1945 and 1949. This led to several key, early successes for Indonesia on the world stage, but changing circumstances meant that relations with the Arab world and thus the place of Islam in foreign policy were no longer prominent from 1948.[Meskipun sebagian besar studi mengenai kebijakan luar negeri Indonesia menyatakan tidak adanya pengaruh Islam dalam hal tersebut, kebijakan pada zaman revolusi kemerdekaan memperlihatkan adanya pengaruh itu. Karena adanya peran yang lebih besar bagi masyarakat dalam membentuk dan menjalankan kebijakan pada saat itu, Islam digunakan sebagai sebuah elemen pokok dalam menjalankan hubungan diplomatik Indonesia dengan dunia Arab dari tahun 1945 hingga 1949. Hal ini mengarah ke beberapa keberhasilan awal yang menonjol bagi Indonesia di pentas internasional. Namun, sesuai dengan perubahan keadaan dunia sesudah tahun 1948, hubungan dengan dunia Arab menjadi tidak sepenting sebelumnya serta peranan Islam semakin memudar dan tidak lagi menjadi elemen kebijakan luar negeri.]