Wisata Halal Dalam Dimensi Kesantunan Tindak Tutur
Abstract
Wisata halalĀ yang umum dikenal selama ini adalah wisata syariah atau wisata religi. Pengertiannya tentu tidak selalu berwisata ke lokasi-lokasi religius seperti makam-makam Walisongo seperti yang selama ini banyak dilakukan orang. Jika wisata religi lebih mengedepankan aspek lokasi atau objek dan sejarah tempat wisata, maka wisata halal lebih mengedepankan aspek pelaku atau wisatawannya. Istilah wisata halal tidak hanya soal berkunjung ke lokasi religius, namun juga ke lokasi-lokasi umum dengan tetap menjaga adab sebagai Muslim dan memberikan fasilitas serta kemudahan bagi para wisatawan Muslim. Sesuai uraian tersebut maka aspek kesantunan tindak tutur sebagai salah satu indikator wisata halal dari aspek kemudahan komunikasi. Bagian tidak terpisahkan lainnya dari wisata halal ini adalah para pemandu wisata yang juga harus menyesuaikan diri dengan para wisatawan Muslim. Dalam komunikasi, kesantunan merupakan aspek penting dalam kehidupan untuk menciptakan komunikasi yang baik di antara pemandu wisata dan wisatawan. Misalnya dengan menjaga adab berkomuniasi, menggunakan pakaian yang sopan sesuai standar Muslim serta tidak lupa mengingatkan waktu beribadah tepat waktu kepada para wisatawan dengan bahasa yang santun. Bentuk kesantunan tindak tutur ini banyak kita temukan dalam sembilan fungsi tindak tutur saat memberikan layanan sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan tentang penggunaan kesantunan tindak tutur direktif di kalangan Jamaah Tablig dalam berdakwah, yaitu: (1) fungsi tindak tutur untuk menyatakan ajakan, (2) suruhan, (3) peringatan, (4) seruan, (5) imbauan, (6) persilaan, (7) anjuran, (8) harapan, dan (9) larangan. Pemakaian kesantunan tindak tutur dalam memberikan layanan prima terhadapĀ para wisatawan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu strategi kesantunan positif dan strategi kesantunan negatif. Kedua strategi kesantunan tersebut dapat menjadi indikator wisata halal dari aspek kemudahan komunikasi dengan menjaga adab berkomunikasi dan menciptakan situasi yang nyaman dengan lingkungan yang santun dari masyarakat sekitarnya.