PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA

Abstract

Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran Geografi terdapat sejumlah kompetensi dasar yang harus dipenuhi guna membangun keterampilan siswa. Kompetensi dasar tersebut harus mendapat perhatian semua pengajar supaya mampu dikuasai dan dipahami  oleh siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mencasting metode, strategi, pendekatan dan model belajar yang sesuai dengan kompetensi yang diajarkan kepada peserta didik. Dengan langkah ini diharapkan hasil belajar atau prestasi belajar menjadi lebih baik. Bahkan, suasana belajar pun menjadi lebih kreatif, variatif, inovatif, dan menyenangkan (meaningfull).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Penggunaan Model Pembelajaran Explicit Instruction Dalam Meningkatkan  Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Geografi Kelas XI SMAN 1 Lingsar Tahun Pelajaran 2015-2016 setelah diberi tindakan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Tindakan kelas tersebut dilakukan dalam dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Fase prasiklus dilakukan tanpa melakukan tindakan atau tanpa menggunakan model pembelajaran langsung (explicit instruction). Sedangkan fase siklus, baik siklsus I maupun siklus II dilakukan tindakan. Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik tes,  teknik observasi dan wawancara. Sedangkan teknik analisis data adalah teknik deskriptif kuantitatif. Dengan teknik ini diharapkan dapat membrikan gambaran yang jelas tentang penggunaan model pembelajaran explicit instruction dalam meningkatkan  motivasi dan hasil belajar siswa pada pelajaran geografi kelas XI SMAN 1 Lingsar tahun pelajaran 2015-2016. Hasil analisis data pada penelitian ini  menunjukkan bahwa: Pada fase prasiklus prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Geografi sangat rendah. Nilai rata-rata siswa adalah 56 dengan persentase ketuntasan hanya 39%. Selanjutnya pada fase  siklus I nilai rata-rata siswa 73 dengan presentase ketuntasan sebesar 73%. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 77 dengan persentase ketuntasan sebesar 87%. Hal ini berarti terjadi peningkatan baik nilai rata-rata maupun persentase ketuntasan dari sebelum tindakan dengan setelah dilakukan tindakan. Sementara itu, proses belajar mengajar Geografi yang terjadi di dalam kelas sangat kondusif. Motivasi dan minat siswa dalam belajar  sangat tinggi. Setelah penggunaan model pembelajaran langsung (explicit instruction) proses belajar mengajar juga berjalan secara lebih bermakna (meaningfull).