Hadis dan Sejarah Perkembangannya

Abstract

Orientasi dari artikel ini adalah untuk mendiskusikan pengertian hadis serta perkembangannya. Tradisi penulisan hadis telah terjadi dari masa Nabi. Para sahabat menerima hadis dari majlis Nabi kemudian mencatat apa yang telah dikatakan oleh Nabi. Namun jumlah sahabat yang bisa menulis masih sangat sedikit, sehingga materi hadis yang tercatat pun terbatas. Selain itu juga perhatian para sahabat yang masih bertumpu pada pemeliharaan al-Qur’an, menjadikan  catatan hadis hanya tersebar pada sahifah sahabat. Cara periwayat dalam memperoleh dan menyampaikan hadis mengalami perbedaan antara masa Nabi dengan masa Khulafa’ al-Rasyidin. Begitu juga periwayatan hadis pada masa sahabat tidak sama dengan periwayatan hadis pada masa sesudahnya. Periwayatan hadis pada masa Nabi lebih terbebas karena ketiadaan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Karena pada masa Nabi tidak ada bukti yang pasti tentang telah terjadinya pemalsuan hadis, dan juga masa Nabi lebih mudah dalam melakukan pemeriksaan sekiranya ada hadis yang diragukan keshahihannya. Pada masa Khulafa’ al-rasyidin terjadi penyederhanaan periwayatan hadis, dimana periwayat yang ingin meriwayatkan hadis harus melakukan sumpah ataupun menghadirkan saksi jika hadis yang ditulis adalah benar dari Nabi. Sedangkan untuk masa Tabi’in dan Tabi’i al-Tabi’in telah terjadi penghimpunan hadis, meskipun masih ada percampuran antara hadis Nabi, perkataan sahabat dan fatwa Tabi’in. Barulah ketika Khalifah Umar ibn Abdul Aziz menjadi khalifah, hadis mulai mengalami pengkodifikasian.