PEMIKIRAN PENDIDIKAN POLITIK MOHAMMAD NATSIR PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Abstract
Mohammad Natsir as a national figure is not only known as a respected religious figure, but also known as an education figure. As an education figure he has concern for the problem that occurred on social reality including politics. He viewed that the ambiguous political Ssituation is based on an error in understanding of politics, than making the political orientation has been running away from the goal of ideally. Thats why the society become apathetic and argues that the politics just consumed by elites thats who have no connection with them. On the other hand, Natsir looked that muslims could not break away from politics, this view is based upon the belief that Islam is a religion that comprehensive, not just talking about worship but also social life. Aspects of morality which becomes the hallmark of human behavior in political life highly viscous in Islamic teachings. In this aspect, discussion of education get the right moment. The purpose of this research are; (1) Knowing Mohammad Natsir’s thought about political education. (2) Find out how did the implementation of political education in the textbook of Islamic education in MTS and MA. This research is a qualitative library research. The approach uses the philosophical approach and data collection comes from documentation. While the analysis using content analysis and forwarded by the method of verstehen, then concluded by inductive method. Based on this research found that Natsir’s thought about political education reflected in some value; (1) Recognizing that the purpose of life is to worship Allah (2) Realizing human nature as social creature. (3) Equality position according to law and properties that must be owned by the ruler. (4) The structure of the state must rely on the law of the God. As the form of the implementation in the textbook of Islamic education in junior and senior high school; (1) The majority have been implementated with good, as an example attitude commendable and deplorable, the example of the Prophet and Shahabah in managing government. (2) Some of the points that have not been implemented correctly, as a discussion of secularism and communism.Mohammad Natsir sebagai tokoh nasional tidak hanya dikenal sebagai tokoh agama yang disegani, tetapi juga tokoh pendidikan. Sebagai tokoh pendidikan, Natsir memiliki kepedulian terhadap problem yang terjadi pada realitas sosial termasuk politik. Ia memandang bahwa situasi politik yang rancu berpangkal pada pemahaman politik yang salah, sehingga menjadikan orientasi politik yang berjalan telah melenceng dari tujuan idealnya. Inilah penyebab apatisnya masyarakat dan berpendapat bahwa politik hanyalah konsumsi para elit yang tidak memiliki keterkaitan dengan mereka. Di sisi lain, Natsir memandang bahwa seorang muslim tidak bisa melepaskan diri dari politik, pandangan ini berdasarkan keyakinan bahwa Islam adalah agama komprehensif, tidak hanya berbicara tentang ibadah, namun juga kehidupan sosial. Aspek moralitas yang menjadi ciri khas perilaku manusia dalam kehidupan politik sangat kental dalam ajaran Islam. Pada aspek inilah, diskusi pendidikan mendapatkan momentumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah; (1) Mengetahui pemikiran Mohammad Natsir tentang pendidikan politik. (2) Mengetahui bagaimana implementasi pendidikan politik tersebut dalam buku ajar pendidikan agama Islam di MTS dan MA. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang bersifat kualitatif. Pendekatannya menggunakan pendekatan filosofis dan pengumpulan datanya berasal dari dokumentasi. Sedangkan analisisnya menggunakan analisis isi, dan diteruskan dengan metode verstehen, kemudian disimpulkan dengan metode induktif. Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa pemikiran pendidikan politik Natsir tercermin dalam beberapa nilai, yaitu; (1) Menyadari tujuan hidup adalah menyembah Allah Swt. (2) Menyadari fitrah manusia sebagai makhluk sosial. (3) Kedudukan sama rata di depan hukum dan sifat-sifat yang harus dimiliki penguasa. (4) Susunan kenegaraan harus disandarkan pada hukum ketuhanan. Adapun bentuk implementasinya dalam buku pendidikan agama Islam sekolah menengah (MTS dan MA); (1) Sebagian besar telah terimplementasi dengan baik, penyajiannya berupa contoh akhlak terpuji dan tercela, keteladanan Nabi dan Sahabat dalam mengelola pemerintahan. (2) Terdapat beberapa poin yang belum terimplementasi dengan baik, seperti pembahasan mengenai sekularisme dan komunisme.