MODEL PENDIDIKAN JIHAD PONDOK PESANTREN TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA DAN PONDOK PESANTREN DARUSY SYAHADAH BOYOLALI

Abstract

The purpose of this study was to know jihad meaning of Ta'mirul Islam boarding school leader and Darusy Shahadah boarding school leader, the model and the differences and similarities of education are applied at jihad in Ta'mirul Islam Boarding School and Darusy Syahadah boarding school 2015-2016. Type of research is a field research with qualitative methods with primary and secondary data sources, that obtained from informants in  Ta'mirul Islam Boarding School and Darusy Syahadah boarding school, this data collection techniques used interviews, observation and documentation. Data analysis technique used inductive method. These results indicate that: Ta'mirul Islam boarding school leader said that meaning of jihad in accordance with the theory of Yusuf Qordowi as seriusly form of doing things. Ta'mirul Islam boarding school avoids the sense of narrowing the meaning of jihad as war. Darusy Syahadah boarding school recognizes both the meaning of jihad, either in a general sense and still looks jihad with war that must be planted in deep inside a Muslim. Jihad educational model those are applied in Ta'mirul Islam boarding school  namely: Jaulah, mujahādah, education, social Jihad, economics Jihad, education organization, said the right words to despotic leaders, the devotion of one year after graduation. Darusy Syahadah applied namely: physical Jihad, passions jihad, faith jihad, social jihad, propaganda jihad, education jihad, media jihad. Similarities of jihad education model between both boarding are namely: propaganda jihad, second: passions and devils jihad, third: amar ma‘rūf nahī munkar, fourth: education jihad. The difference between them are Ta'mirul Islam boarding school used of economic jihad jihad and said the right words to  despotic leader, while Darusy Syahadah did not. Darusy Syahadah boarding school implemented physical education model while Ta'mirul Islam boarding school did not apply that model.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna jihad menurut Pimpinan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dan Pimpinan Pondok Pesantren Darusy Syahadah, model serta perbedaan dan persamaan pendidikan jihad yang diterapkan  Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dan Pondok Pesantren Darusy Syahadah 2015-2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan metode kualitatif dengan sumber data primer dan sekunder, yang diperoleh dari informan di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dan Darusy Syahadah, Teknik pengumpulan data ini menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu metode induktif. Hasil penelitian yaitu: Pimpinan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dalam memaknai jihad sesuai dengan teori Yusuf Qordowi sebagai bentuk kesungguh-sungguhan dalam melakukan sesuatu,. Pondok pesantren Ta’mirul Islam menghindari pengertian dari penyempitan makna dari jihad itu yakni jihad yang bermakna perang. Pimpinan Pondok pesantren Darusy Syahadah mengakui kedua makna jihad, baik dalam makna umum dan tetap memamdang jihad dengan perang sebagai makna yang harus tetap di tanamkan secara mendalam dalam diri seorang muslim. Model pendidikan jihad yang di terapkan pondok pesantren Ta’mirul Islam yakni: Jaulah, mujāhadah, Pendidikan, Jihad sosial, Jihad ekonomi, Pendidikan organisasi, mengatakan perkataan yang benar kepada pemimpin yang zalim, pengabdian setahun pasca kelulusan. Model pendidikan jihad Darusy Syahadah yakni: Jihad fisik, jihad hawa nafsu, jihad aqidah, jihad sosial, jihad dakwah, jihad pendidikan, jihad media. Persamaan model pendidikan jihad antara keduanya yaitu: jihad dakwah, kedua: jihad hawa nafsu dan syaitan, ketiga: jihad amar ma‘rūf nahī munkar,keempat: jihad pendidikan. Perbedaan diantara keduanya yaitu Ta’mirul Islam menggunakan model jihad ekonomi dan model jihad dengan mengatakan perkataan yang benar dihadapan penguasa yang zalim, sedangkan Darusy Syahadah tidak menggunkannya. Darusy Syahadah menerapkan model pendidikan jihad fisik sedangkan Ta’mirul Islam sendiri tidak menerapakan model tersebut.