METODE I‘RĀB AL-QUR’AN DAN KONVENSIONAL SEBAGAI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB BAGI NON ARAB DI PONPES AL MADINAH BOYOLALI

Abstract

This study aims to obtain related information about (1) Exploring and knowing Arabic learning models for non-Arabs, (2) Knowing the differences between the i'rāb al-Qur'an (IQ) method and the conventional method (MK) for non-Arab speakers, (3) Knowing and describing the level of effectiveness of Arabic learning for non-Arabs using the i'rāb al-Qur'an (IQ) method and the conventional method (MK) in Islamic boarding schools. This research includes qualitative research at Al Madinah Islamic Boarding School Class XI MA Nogosari Boyolali Year 2017. The research subjects are the principal, teachers and students. Data collection is done through observation, interviews, and documentation. The data analysis technique carried out in this study is to analyze interactive model data by interacting between data collection, data reduction, data presentation and data verification. Research results: (1) Arabic Language Learning Model of Madrasah Aliyah Al Madinah Boyolali 2017/2018. The basic method used by the cleric is the bandongan method, which is a collective method (halaqoh) which is conveyed by the translation model in which the cleric reads the Arabic-language book, then translates and explains the rules and wisdom contained in it, while the students listen to the study delivered by the cleric. Learning uses the method of translation rules, delivery with lecturer, question-answer and talaqqi (sorogan). (2) The difference between the IQ method and the conventional method that the IQ method is applied in the boarding school environment in naḥwu-ṣaraf, balāgah learning, and some in muṭāla‘ah lessons. The IQ method is more inviting students to interact directly with the al-Qur'an and Hadith. The IQ method is broader in discussion, while conventional methods are limited to the curriculum. (3) The level of effectiveness of learning Arabic for non-Arabs with the IQ method and conventional methods in Islamic boarding schools that conventional methods are less satisfying for balāgah and muṭāla‘ah lessons, if there is no combination of strategies.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait tentang (1) Mengeksplorasi dan mengetahui model pembelajaran bahasa Arab bagi non-Arab, (2) Mengetahui perbedaan antara metode i‘rāb al-Qur’an (IQ) dengan metode konvensional (MK) bagi penutur non-Arab, (3) Mengetahui dan mendeskripsikan tingkat efektifitas pembelajaran bahasa Arab untuk non-Arab dengan metode IQ dan MK di lingkungan pondok pesantren. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif di Pondok Pesantren Al Madinah Kelas XI MA Nogosari Boyolali Tahun 2017. Subjek penelitian dari kepala sekolah, guru, dan siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif dengan menginteraksikan antara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian: (1) Model Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah Al Madinah Boyolali Tahun 2017/2018. Metode yang digunakan para ustadz adalah metode talaqqi (sorogan-bandongan) yaitu metode kolektif (halaqoh) penyampaiannya dengan model kaidah-terjemah yang mana ustadz membaca kitab berbahasa Arab, lalu menerjemahkan dan menjelaskan kaidah-kaidah dan hikmah yang terkandung di dalamnya, sementara para santri menyimak kajian yang disampaikan ustadz. Pembelajaran menggunakan metode kaidah-terjemah, penyampaian dengan lecturer (ceramah), dan tanya-jawab. (2) Perbedaan antara metode i‛rāb al-Qur’an dengan metode konvensional bahwa metode IQ diterapkan di lingkungan pondok pesantren dalam pembelajaran naḥwu-ṣaraf, balāgah, dan beberapa di pelajaran muṭāla‘ah. Metode IQ lebih mengajak siswa berinteraksi secara langsung kepada al-Qur’an maupun Hadits. Metode IQ lebih mudah diingat siswa dan lebih luas pembahasannya, adapun MK terbatas dengan kitab kurikulum pegangan. (3) Tingkat efektifitas pembelajaran bahasa Arab untuk non-Arab dengan metode IQ dan MK di lingkungan pondok pesantren bahwa metode konvensional kurang memuaskan untuk pelajaran balāgah dan muṭāla‘ah, jika tidak ada kombinasi strategi.