TOLERANSI MAJELIS MUJAHIDIN INDONESIA DALAM KEBERAGAMAAN, SOSIAL, BUDAYA DAN POLITIK
Abstract
Indonesian Mujahedeen Council (MMI) is an institution that was establishedin 2000 which had a purpose to struggle Syar’iah Islam (Islamic Law) formally, especiallyin Indonesia. Every movement to apply Islamic law by public is seen as extreme andmilitant one. Even it is impressed as an intolerant movement. This research withphenomenology approach tries to expose views of MMI about tolerance. The researchis limited within 2000 – 2007 because after that time MMI experienced significantcleavage. To observe the various tolerant attitudes, the researcher focused on four groupsthat are attitude to non-Muslim, attitude to the different ideas, attitude to the culture,and attitude to the politic difference. From the research, it is found that MMI alwaystries to be tolerant to the differences that existed. Only their prospective tolerance isIslamic law. This perspective tolerance was often the same as other Islamic communitiesbecause they viewed from different perspective.Key Words: Islamic law, tolerance, amar ma’ruf nahi munkar.Majelis Mujahidin Indonesia adalah sebuah institusi yang berdiri pada tahun2000 dengan tujuan untuk memperjuangkan formalisasi syari’ah islam, khususnya diIndonesia. Setiap gerakan yang bertujuan untuk menerapkan syari’ah islam oleh publikdipandang sebagai gerakan yang ekstrem dan militan. Bahkan dikesankan gerakan itugerakan yang intoleran. Penelitian dengan pendekatan fenomenologi ini berusahamengungkap pandangan-pandangan majelis Mujahidin tentang toleransi. Penelitianini dibatasi pada tahun 200 hingga 2007 mengingat setelah itu di tubuh MajelisMujahidin terjadi perpecahan yang signifikan.Untuk mengamati berbagai sikap toleransiini, difookuskan kepada empat kelompok; yaitu; sikap terhadap umat non-Islam, sikapterhadap perbedaan pendapat, sikap terhadap budaya, dan sikap terhadap perbedaanpolitik. Dari penelitian didapatkan data bahwa majelis Mujahidin pun senantiasaberusaha untuk bersikap toleran terhadap perbedaan-perbedaan yang ada. Hanya sajaprespektif toleransi mereka adalah syari’ah Islam. Perspektif toleransi inilah yang takjarang berbeda dengan sebagaian umat lain, karena memandang dengan perspektiflain.Kata Kunci: Syari’ah Islam, toleransi, amar ma’ruf nahi munkar.